Polri: Kalau Ada Peluru Tajam Bukan dari Personel Jaga Aksi 22 Mei

Sekitar 50 ribu personel gabungan TNI-Polri disiagakan untuk mengamankan aksi 22 Mei di Jakarta.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 22 Mei 2019, 12:59 WIB
Tembakan kembang api saat terjadi bentrokan massa denegan aparat kepolisian di kawasan Tanah Abang, Jakarta, Rabu (22/5/2019). Massa pengunjuk rasa berada di kawasan dekat Blok A Tanah Abang tersebut setelah terus dipukul mundur oleh aparat dari kawasan gedung Bawaslu. (Liputan6.com/Gempur M Surya)

Liputan6.com, Jakarta - Sekitar 50 ribu personel gabungan TNI-Polri disiagakan untuk mengamankan aksi 22 Mei di Jakarta. Semua personel tersebut hanya dibekali dengan senjata berpeluru karet.

"Kemarin saya sudah sampaikan instruksi Panglima TNI dan Kapolri, jelas petugas pengamanan personel pengamanan dalam penyampaian demo sejak kemarin hingga hari ini tidak dibekali peluru tajam," ujar Kadiv Humas Polri Irjen M Iqbal di Kantor Kemenkopolhukam, Jakarta, Rabu (22/5/2019).

Terkait kabar adanya korban meninggal dunia dalam kerusuhan 22 Mei dini hari, polisi masih menyelidiki penyebabnya. Bila akibat terkena peluru tajam, ia menegaskan bukan dari senjata personel jaga aksi 22 Mei.

"Kami yakinkan kalau ada yang peluru tajam, itu bukan (dari) personel Polri dalam konteks unjuk rasa ini," kata Iqbal.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya