Liputan6.com, Jakarta Selama bertahun-tahun, kita diberitahu bahwa suplemen dapat membantu meningkatkan daya tahan, energi, dan kesehatan.
Namun, belakangan ini, para peneliti justru menganggap kalau suplemen populer tidak memiliki manfaat kesehatan yang nyata.
Advertisement
Suplemen ini bermunculan seiring kebiasaan banyak orang yang mulai pelan-pelan mengubah gaya hidupnya. Merasa sulit untuk mengonsumsi makanan dengan nutrisi seimbang, suplemen dianggap dapat membantu memenuhi nutrisi yang dibutuhkan.
Menurut sebuah studi di jurnal American Medical Association pada 2016, orang Amerika menghabiskan lebih dari 30 juta dolar dalam setahun untuk suplemen serta kebanyakan dari orang dewasa mengonsumsi suplemen dalam waktu 30 hari.
Mereka biasanya secara rutin mengonsumsi lebih dari satu suplemen sehari bahkan beberapa mengonsumsi secara berlebihan.
Seperti seorang koki, Gia De Laurentiis, yang mengaku mengonsumsi 20 pil suplemen dalam sehari. Hal ini dilakukannya berdasarkan saran dari akupunturis yang menyarankannya mengonsumsi 10 pil di pagi hari dan 10 pil di malam hari.
Ada Untungnya Konsumsi Suplemen
Para peneliti mengetahui bahwa orang yang mengonsumsi vitamin dan mineral dari makanan biasanya akan hidup lebih lama dengan kondisi kesehatan yang lebih baik. Namun, saat nutrisi tersebut disajikan dalam bentuk pil, efek yang diberikan belum tentu sama.
Contohnya, sebuah studi pada 2015 menemukan bahwa konsumsi suplemen diet tidak dapat menurunkan risiko kanker.
Beberapa studi lain juga termasuk studi dalam jurnal The American College of Cardiology menemukan bahwa suplemen regular tidak memiliki efek apapun pada kesehatan jantung atau risiko kematian dini.
"Kami menemukan efek netral. Dengan kata lain hal ini tidak memiliki pengaruh apapun," kata Professor Medicine and Nutritional Sciences Unniversitas Toronto David Jenkins dikutip dari situs Health pada Kamis, 23 Mei 2019.
Selain itu, kebanyakan dari para ahli mengatakan bahwa suplemen diet saat ini tidak seperti dulu. Asisten Profesor Studi Nutrisi Universitas Alabama Beth Kitchin mengatakan bahwa orang yang sehat kemungkinan tidak memerlukan suplemen.
Namun, dia percaya bahwa multivitamin dapat membantu kekurang nutrisi dalam diet seseorang. Terutama bagi mereka yang menghindari makanan tertentu seperti daging atau produk susu. Dia juga menyarankan suplemen kalsium dan vitamin D bagi pasien yang memiliki risiko osteoporosis.
"Saya selalu melihat diet pasien terlebih dahulu sebelum menyarankan pasien," kata Beth Kitchin.
Advertisement
Soal Lain Tentang Suplemen
Beth Kitchin menyatakan bahwa dirinya juga mengonsumsi multivitamin harian tetapi hanya setengah dosis yang dianjurkan. Hal ini disebabkan dia takut bila berlebihan. Dia juga memberitahukan pasiennya bahwa bila mereka mengonsumsi vitamin untuk mencari vitamin yang sesuai dan tidak terlalu banyak menghabiskan uang.
"Tidak ada bukti kuat bahwa suplemen akan menolong Anda tetapi bila Anda mengkonsumsinya dengan dosis yang sesuai maka hal tersebut tidak akan menyakiti Anda," Kata Beth Kitchin.
David Jenkins pun menyetujui hal tersebut. Menurutnya, suplemen dan vitamin mineral biasanya tidak akan memberikan dampak buruk bila dikonsumsi sesuai aturan.
Dia juga menekankan bahwa studinya hanya melihat masalah kardiovaskular dan kematian dini. Ada kemungkinan bahwa suplemen memiliki manfaat dalam area kesehatan lain.
"Kami tidak memeriksa kesehatan secara menyeluruh. Kami tidak melihat apakah orang mendapatkan kulit atau rambut yang lebih bagus atau apakah tulang seseorang menjadi lebih kuat," katanya.
Namun, Beth Kitchin mengatakan bahwa konsumsi suplemen dengan dosis berlebih dapat meningkatkan risiko buruk. Industri suplemen pun juga tidak memiliki regulasi yang baik. Tidak ada penjamin bahwa kandungan dan dosis pada label akurat.
"Anda tidak mungkin mendapatkan dosis berbahya dari makanan tetapi Anda mungkin bisa mendapatkan dosis berbahaya dari suplemen," kata Beth Kitchin.
Suplemen Bahaya?
Misal, konsumsi vitamin C dosis tinggi dapat membuat kram perut dan diare. Konsumsi dosis tinggi lainnya dari vitamin A, vitamin D, dan nutrisi lain dapat menyebabkan komplikasi serius dalam jangka panjang seperti masalah ginjal atau liver bahkan penyempitan pembuluh darah.
"Kami mempelajari hal penting bahwa saat kita mengisolasi nutrisi dari makanan dan menaruhnya jadi dosis tinggi dalam suplemen. Hal tersebut mungkin dapat memberikan dampak yang tidak diharapkan," kata Beth Kitchin.
Lalu, suplemen yang memiliki kandungan kafein dan ragi beras memiliki potensi berbahaya meski dalam dosis rendah. Beth Kitchin juga mengatakan bahwa konsumsi suplemen perlu diperhatikan.
Satu pil suplemen mungkin tidak melebih dosis yang dianjurkan. Namun, mengkonsumsi beberapa pil akan melebih dosis yang dianjutkan. Suplemen pun juga dapat berinteraksi dengan obat-obatan yang sudah Anda konsumsi.
Penulis: Khairuni Cesario
Advertisement