Atalarik Syach Bantah Dalil-Dalil Replik Tsania Marwa

Pihak Atalarik Syach menganggap replik Tsania Marwa tidak memperkuat gugatan.

oleh Zulfa Ayu Sundari diperbarui 22 Mei 2019, 15:30 WIB
Pihak Atalarik Syach menganggap replik Tsania Marwa tidak memperkuat gugatan. (Foto: Zulfa Ayu Sundari)

Liputan6.com, Jakarta - Sidang gugatan hak asuh anak antara Atalarik Syach dan Tsania Marwa kembali digelar di Pengadilan Agama Cibinong, Bogor, Rabu (22/5/2019). Sidang kali ini beragendakan tanggapan tergugat atas replik penggugat.

Dalam persidangan, pihak Atalarik Syach membantah semua dalil yang ditulis Tsania Marwa dalam repliknya. Sebab, replik Tsania dianggap tidak memperkuat gugatan.

"Replik itu harusnya kan dasarnya surat gugatan, tetapi ternyata dalam replik yang diajukan Marwa dan kuasa hukumnya dia membuat fakta baru. Itu tadi juga yang ditanyakan sama hakim, bahwa surat gugatannya dengan repliknya ini tidak berhubungan," kata Junaedi, pengacara Atalarik Syach, usai sidang.

Salah satu poin replik yang dibantah pihak Atalarik Syach adalah mengenai dasar hukum yang dipegang pihak Tsania Marwa. Yakni, Undang-Undang berdasarkan kacamata hukum Islam, di mana anak di bawah umur harus diasuh oleh ibunya.

 


Tak Relevan

Atalarik Syach dan Tsania Marwa

Namun Undang-Undang tersebut terbit sudah sangat lama, yakni pada tahun 1991. Sehingga, kuasa hukum Atalarik Syach menilai bahwa Undang-Undang itu tak lagi relevan untuk digunakan saat ini.

"Nah itu yang menurut kita sudah tidak relevan lagi. Hak asuh anak itu tidak mutlak harus pada ibu. Itu tergantung pada hak anak, " papar Junaedi.

Pengacara Atalarik Syach juga mempermasalahkan status Tsania Marwa yang masih tinggal bersama orangtua. Ia beranggapan rumah itu kurang ideal untuk membesarkan anak.

 


Tak Punya Rumah

Sejak rumah tangganya dengan Atalarik Syah bermasalah hingga berujung perceraian, Tsania Marwa tak bisa bebas bertemu dengan kedua buah hatinya. Berbagai cara talah dicoba oleh Tsania Marwa. (Adrian Putra/Bintang.com)

"Kalau ibunya sendiri tidak punya tempat tinggal kayak Marwa misalnya dia kan dua tahun sudah keluar dari rumah tidak punya tempat tinggal sendiri, numpang di orangtua. Sementara di tempat orangtuanya juga ada keluarga lain," jelasnya.

"Itu kan membuat anak tidak nyaman. Maksud saya lemah-lemahnya di situ tapi Marwa tidak sampaikan (dalam gugatan), tapi disampaikan dalam replik. Nah kita bilang sampaikan lah dalam gugatan. Itu antara lain banyak lagi yang kita bantah dalam gugatan dan replik itu," sang pengacara mengakhiri.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya