Aksi 22 Mei, Haruskah Orangtua Melarang si Kecil Nonton Teve?

Banyak televisi yang menyiarkan aksi 22 Mei. Haruskah anak dilarang menonton teve dulu?

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 22 Mei 2019, 17:00 WIB
Warga melihat kerumunan peserta aksi 22 Mei, massa Gerakan Nasional Kedaulatan Rakyat yang melakukan unjuk rasa di perempatan dekat Gedung Bawaslu, Jakarta, Rabu (22/5/2019). Dalam aksinya, mereka meminta Bawaslu memeriksa kembali hasil Pemilu 2019. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta Aksi 22 Mei yang disiarkan di televisi tak menutup kemungkinan ditonton juga oleh seorang anak.

Ketika hal itu menimpa Anda, tidak perlu khawatir, cukup menjelaskan atau menjawab apa pun pertanyaan yang anak lontarkan.

"Kalau anak yang di bawah umur sudah keburu menonton (aksi 22 Mei) itu, jelaskan sekonkret mungkin," kata Psikolog Anak, Ratih Zulhaqqi saat dihubungi Health Liputan6.com pada Rabu, 22 Mei 2019.

Selain itu, orangtua harus menempatkan dirinya senetral mungkin.

"Namanya juga orang beda pendapat, ada jalan yang sedang dicari untuk menyelesaikan permasalahan tersebut," kata Ratih memberikan saran.

Pada dasarnya, orangtua adalah penyaring tontonan anak. Bila anak belum sempat menyaksikan aksi 22 Mei di televisi, sebaiknya hindari dulu menyalakan teve.

"Orangtua yang pegang kontrol. Kalau orangtua mau menonton aksi 22 Mei, jangan di depan anak," katanya.

Sebab, menonton bareng anak sambil menjelaskan apa yang sedang terjadi pun, anak tidak terlalu paham.

 


Bagaimana Kalau yang Nonton Anak 13 Tahun?

Bahkan, sekali pun yang menonton aksi 22 Mei itu adalah anak di berumur 13 tahun, Ratih tetap menyarankan orangtua untuk mendampinginya.

"Beritahu kalau itu namanya konflik. Konflik itu berasal dari beda pendapat, yang harus diselesaikan secara damai dan perundingan. Akan tetapi, di satu sisi, tidak menemukan titik temu untuk menyelesaikannya," ujarnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya