Cara Menolong Korban Jatuh dari Dokter Emergency, Jangan Lupa Leher dan Kepalanya

Begini cara menolong korban aksi 22 Mei yang jatuh, untuk tidak hanya mengangkat tangan dan kakinya saja.

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 22 Mei 2019, 18:00 WIB
Peserta aksi 22 Mei, massa Gerakan Nasional Kedaulatan Rakyat mengibarkan bendera Merah Putih raksasa saat melakukan unjuk rasa di perempatan dekat Gedung Bawaslu, Jakarta, Rabu (22/5/2019). Dalam aksinya, mereka meminta Bawaslu memeriksa kembali hasil Pemilu 2019. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta Bila secara tidak sengaja menemukan ada korban saat aksi 22 Mei yang butuh pertolongan, Anda bisa beri pertolongan pertama dengan membawanya ke tempat aman.

"Sebenarnya, dalam kondisi seperti itu, prinsipnya tetap safety first. Menemukan ada yang tak sadar, alihkan dulu ke tempat aman," kata dr Wisnu Pramudito D Pusponegoro, Sp.B dari Perhimpunan Dokter Emergency Indonesia saat dihubungi Health Liputan6.com pada Rabu, 22 Mei 2019.

Ketika mengangkat, Wisnu mengingatkan yang diangkat jangan hanya tangan dan kaki saja. Jangan sampai lupa memegang bagian leher dan kepala korban.

"Padahal, itu yang paling krusial, mengamankan leher," katanya.

Menurut Wisnu, akibat tidak memegang leher dan kepala, justru korban bisa mengalami cedera yang bertambah parah.

"Kalau leher mengalami cedera, pasiennya bisa langsung henti napas, tidak bernapas," kata Wisnu.

"Karena persyaratan dari otak akan melewati leher sebelum ke sum-sum tulang belakang. Kalau lehernya cedera, kemudian tidak yang menangani pas diangkat kemudian kepalanya bergerak, akibatnya tulang lehernya patah yang bisa menyebabkan korban meninggal," Wisnu menjelaskan.

Setelah menaruh korban dari aksi 22 Mei ke tempat yang aman, mintalah tolong untuk segera memanggil ambulance.

"Ini yang orang awam harus tahu, yaitu cara membawa yang aman. Kalau salah, bisa menimbulkan komplikasi," katanya.

Video Menarik Soal Aksi 22 Mei

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya