Ketua MPR Zulkifli Hasan Minta Aksi 22 Mei Dihentikan

Zulkifli Hasan mendatangi Rumah Sakit Tarakan, Jakarta Barat, untuk melihat kondisi korban kerusuhan 22 Mei dini hari.

oleh Fachrur RozieLizsa Egeham diperbarui 22 Mei 2019, 18:02 WIB
Ketua MPR Zulkifli Hasan mendatangi Rumah Sakit Tarakan, Jakarta Barat, untuk melihat kondisi korban kerusuhan 22 Mei dini hari. (Liputan6.com/Fachrur Rozie)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua MPR Zulkifli Hasan mendatangi Rumah Sakit Tarakan, Jakarta Barat, untuk melihat kondisi korban kerusuhan 22 Mei dini hari. Ia pun meminta aksi 22 Mei dihentikan.

"Sudahlah, saya meminta untuk dihentikan. Tolong aparat kita menjaga dengan damai," ujar dia di RS Tarakan, Jakarta Barat, Rabu (22/5/2019).

Zulkifli mengatakan, setelah dia melihat kondisi dan berbicara langsung dengan korban di RS Tarakan, tak semuanya adalah demonstran. Melainkan warga biasa yang tak tahu apa-apa.

"Tadi saya tanya ada yang tukang ojek, sudah teriak-teriak (mengaku tukang ojek), tetap kena (jadi korban), tukang air minum kemasan. Satu lagi penjaga masjid," kata dia.

Sedangkan untuk korban meninggal, menurut Zulkifli Hasan ada dua orang di RS Tarakan. Keduanya meninggal lantaran badanya tertembus sesuatu.

"Itu sampai tembus. Yang mati dua. Pokoknya tembus, tulangnya tembus. Yang satu (meninggal) di dalam masjid," kata dia.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Duka Cita

Zulkifli Hasan menyampaikan ucapan duka cita untuk korban dalam kerusuhan 22 Mei. Zulhas menyampaikan hal tersebut usai bertemu Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor Jawa Barat.

"Turut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas apa yang terjadi dini hari, enam orang yang meninggal, ada beberapa yang luka luka. Kita berduka cita yang dalam," kata Zulhas.

Sebagai Ketua MPR, Zulhas mengajak agar semua pihak di bulan Suci Ramadan ini saling menyayangi, saling mencintai dan saling memberi. Dia juga meminta agar semua pihak tak menggunakan aksi kekerasan dalam menyelesaikan masalah.

"Saudara-saudara kita selesaikan persoalan-persoalan kita dengan cara-cara yang damai, dengan dialog, menahan diri," ujarnya.

Zulhas meminta pemerintah bisa menangani permasalahan yang terjadi, setelah pengumuman rekapitulasi KPU 21 Mei lalu. Dia berharap Indonesia dapat kembali damai.

"Dan juga teman-teman seluruh rakyat Indonesia merespons ini dengan dialog dan silaturahim," ucap dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya