Tak Kenal Rasa Takut, Nenek Berusia 102 Tahun Ini Hobi Sky-diving

Irene O'Shea, nenek berusia 102 tahun yang lakukan sky-diving.

oleh Loudia Mahartika diperbarui 23 Mei 2019, 12:40 WIB
Ilustrasi terjun payung dan skydiving (Wikimedia Commons)

Liputan6.com, Jakarta Sky-diving adalah salah satu olahraga ekstrem yang cukup banyak digemari oleh banyak orang. Sky-diving merupakan istilah yang merujuk kegiatan terjun bebas di udara dari ketinggian. Biasanya dilakukan dengan pesawat.

Secara umum biasanya sky-diving dilakukan oleh orang dewasa yang memiliki stamina yang fit dan tubuh yang kuat. Tentunya hal ini penting mengingat tekanan saat terjun bisa menjadi masalah jika tubuh tidak fit.

Namun salah satu wanita yang sudah lanjut usia ini justru masih memiliki hobi untuk melakukan kehiatan ekstrem tersebut. Bukan tanpa alasan, nenek ini memiliki alasannya masih melakukan sky-diving di usia lanjut.


Sebagai bentuk charity

Irene O'Shea (Sumber: adelaide.news)

Dilansir dari Mashable, Kamis (23/5/2019) oleh Liputan6.com, nenek berusia 102 tahun diketahui memiliki hobi luar biasa yaitu sky-diving. Nenek tersebut bernama Irene O’Shea. Ia memiliki keinginan untuk melakukan olahraga ekstrem tersebut pun bukan tanpa alasan

O’Shea pernah terjun dari ketinggian 1400 kaki atau sekitar 426 meter di atas permukaan bumi. Ia percaya bahwa ia menjadi wanita tertua yang melakukan sky-diving dengan ketinggian tersebut. Dalam video yang diunggah oleh Mashable tersebut merupakan penerjunannya yang ketiga.

 


Sky-diving pertama kali dilakukan tahun 2016

Nenek buyut, Irene O’Shea terjun payung di langit Australia Selatan, 9 Desember 2018. Nenek 102 tahun itu diyakini sebagai penerjun payung tertua di dunia setelah terjun dari ketinggian 4.300 meter. (Bryce SELLICK, Matt TEAGER/SA Skydiving/AFP)

Ia melakukan sky-diving bersama tim SA Skydiving. O’Shea pertama kali terjun pada tahun 2016 saat ia merayakan usianya ke 100 tahun. Kemudian ia melakukan sky-diving lagi setahun setelahnya pada tahun 2017 dan yang ketiga pada tahun 2018.

Ia jadi menyukai sky-diving dan selalu ingin melaukannya lagi. Kegemarannya tersebut kemudian membuatnya sebagai aksi kepedulian atau charity.

Anak perempuan Irene O’Shea meninggal akibat penyakit Motor Naurone Disease atau penyakit yang menyerang sel-sel yang mengendalikan otot-otot voluter dari tubuh. Maka dari itu aksinya kemudian menjadi bentuk kepedulian dan meningkatkan kesadaran akan bahayanya penyakit ini. Melakukan penggalangan dana yang kemudian disumbangkan untuk MNDSA.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya