Usai Kerusuhan 22 Mei, Akses Jalan Wahid Hasyim Mulai Bisa Dilewati

Barikade kawat berduri pun masih terpasang di depan Sarinah dan menutup akses menuju Bundaran HI.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Mei 2019, 09:28 WIB
Jalan MH Thamrin di depan Kantor Bawaslu, Jakarta Pusat yang sudah terlihat lengang ditinggalkan demonstran, Selasa (21/5/2019) malam. (Merdeka.com/Hari Ariyanti)

Liputan6.com, Jakarta Akses menuju Kantor Bawaslu di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, masih ditutup setelah massa aksi membubarkan diri pada Kamis (23/5/2019) pagi sekitar pukul 05.00 WIB. Pantauan pagi ini, akses menuju Bawaslu dari arah Bundaran Arjuna Wiwaha, Bundaran HI, Tanah Abang, masih ditutup hingga pukul 07.50 WIB. Namun akses Jalan Wahid Hasyim yang sempat ditutup, kini sudah mulai bisa dilewati kendaraan.

Barikade kawat berduri pun masih terpasang di depan Sarinah dan menutup akses menuju Bundaran HI. Hingga saat ini, petugas kebersihan juga terlihat masih sibuk membersihkan sampah sisa aksi yang berlangsung sejak malam hari hingga Subuh tadi di kawasan Thamrin.

Pekerjaan Petugas Penanganan Prasaran dan Sarana Umum (PPSU) atau Pasukan Oranye yang harusnya dimulai dinihari, baru bisa dilakukan pagi hari.

"Kami tugasnya pukul 02.00 WIB sampai 07.00 WIB, tapi baru turun subuh karena tadi masih belum memungkinkan," kata Sekretaris Kelurahan Gondangdia, Gabriel Mahardika saat ditemui di Jalan MH Thamrin, Kamis pagi.

 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:


50 Petugas Pasukan Oranye

Seperti dilansir Antara, petugas kebersihan tersebut berjumlah 50 orang yang diterjunkan langsung oleh pihak Kelurahan Gondangdia. Tidak hanya kawasan depan Bawaslu, namun mereka juga membersihkan puing yang ada mulai dari Gedung Sarinah hingga depan Kantor Kemenko Kemaritiman.

Para pasukan oranye tersebut membersihkan puing dan sampah dengan menggunakan masker serta pasta gigi yang dioleskan di wajah karena sisa gas air mata masih sangat terasa di sekitar Gedung Bawaslu.

Mahardika menjelaskan saat ini mereka terpaksa bekerja lebih dari jam yang ditentukan karena jumlah puing dan sampah yang sangat banyak.

"Banyak sekali, tidak tahu sampai jam berapa. Dikerjain dulu saja," kata Mahardika.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya