Terdampak Aksi 22 Mei, Industri Tekstil Tengah Hitung Kerugian

Industri tekstil dan pakaian jadi merupakan salah satu unggulan industri nasional.

oleh Arthur Gideon diperbarui 23 Mei 2019, 12:12 WIB
Pekerja merapikan gulungan kain di Pasar Cipadu, Tangerang, Selasa (30/8).Dirjen Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka (IKTA) Kemenperin optimistis kinerja industri tekstil dan produk tekstil nasional akan gemilang. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat mengatakan bahwa industri tekstil tengah menghitung kerugian materil akibat aksi massa yang terjadi pada 21-22 Mei 2019. Pengiriman barang atau produk tekstil sempat terhambat karena ada aksi massa tersebut.

"Pasti ada (dampak), ya kerugian materil karena tidak bisa kirim barang. Kami belum menghitung berapa," kata Ade seperti dikutip dari Antara, Kamis (23/5/2019).

Dampak dari terhambatnya pengiriman barang tersebut adalah stok yang menumpuk di gudang, mengingat pengiriman barang dilakukan industri setiap hari.

Namun, kondisi tersebut diyakini hanya bersifat sementara, sehingga kerugian tidak akan terjadi berkepanjangan.

Ade berharap situasi semakin tertib dan aman, sehingga aktivitas industri dan perdagangan dapat kembali normal usai aksi 22 Mei.

Industri tekstil dan pakaian jadi merupakan salah satu unggulan industri nasional yang pertumbuhannya paling tinggi hingga mencapai 18,98 persen pada kuartal I 2019.

Jumlah itu naik signifikan dibanding periode yang sama tahun lalu di angka 7,46 persen dan juga meningkat dari perolehan selama 2018 sebesar 8,73 persen.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Dampak Aksi 22 Mei, Sejumlah Rute Transjakarta Dialihkan

Suasana saat antrian Bus Trans-Jakarta bersiap untuk mengangkut penumpang di Halte Harmoni, Jakarta, Kamis (1/12). Menurut Budi, saat aksi massa terjadi, Transjakarta akan berupaya melakukan pengalihan jaringan. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Masyarakat Jakarta saat ini tetap dapat menikmati layanan Transjakarta, meskipun beberapa rute dialihkan setelah kerusuhan 22 Mei kemarin.

"Kami secara terus menerus memantau setiap perkembangan. Masyarakat tetap bisa gunakan," kata Direktur Utama Transjakarta Agung Wicaksono di Jakarta Pusat, Kamis (23/5/2019).

Agung merinci, layanan Transjakarta sebagian masih dialihkan seperti Blok M-Kota (Koridor 1), Senen-Bundaran Senayan (1P), Kalideres-Bundaran Senayan (3F), Grogol-TU GAS (4A) dan Bundaran Senayan- TU GAS (4C).

Kemudian Kampung Melayu – Grogol (5A), Ragunan-Monas via Kuningan (6A), Pinang Ranti-Pluit (Koridor 9), Kebayoran Lama-Grogol (9E) dan Poris-Bundaran Senayan (T11).

Selain itu, sejumlah rute mengalami perpendekan, antara lain Tanah Abang-Batusari (8K), Tanah Abang- Stasiun Gondangdia (1H), Tanah Abang-Senen (1R), Tanah Abang-Melayu (5F), Tanah Abang- Blok M (1N), Tanah Abang-Pasar Minggu (9D) dan Tanah Abang-Pondok Cabe (S41).

Sedangkan sejumlah layanan Transjakarta yang berhenti beroperasi usai aksi 22 Mei 2019, yakni angkutan mikro di Kawasan Tanah Abang, Stasiun Palmerah-Tosari (1B), Tanah Abang-Kebayoran (8C), Tanah Abang-Dukuh Atas (DA2), Harmoni-Bundaran Senayan (GR1), Tanah Abang Explorer (GR2) dan Bus Wisata.

"Penyesuaian layanan Transjakarta bersifat situasional. Bus Transjakarta akan beroperasi setelah pihak berwenang memutuskan situasi kondusif," kata Agung seperti dikutip dari Antara.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya