Liputan6.com, Jakarta - Polisi menemukan bukti baru keterlibatan kelompok perusuh 21-22 Mei 2019. Ada dugaan kelompok Gerakan Reformasi Islam (Garis), yang juga pendukung gerakan terorisme ISIS, berada di balik aksi tersebut.
Bukan sekali saja kelompok ini mencuat namanya. Terakhir nama ini muncul saat capres Prabowo Subianto berkampanye di Cianjur, Jawa Barat, Selasa, 12 Maret 2019.
Advertisement
"Itu fitnah belaka," kata pendiri sekaligus pentolan Garis, Chep Hermawan, saat dihubungi Liputan6.com, Kamis (23/5/2019). Chep menjawab pernyataan polisi terkait ada kelompoknya yang terlibat aksi 22 Mei.
Menurut Chep, pihaknya tidak mengirimkan pasukan atau laskar ke Aksi 21-22 Mei. Dia mengaku hanya menerjunkan dua unit ambulans yang masing-masing berisi empat orang, yaitu petugas medis dan sopir.
"Inisiatif kami karena dengar ada aksi 22 Mei, makanya kami kirim tim medis," ujar Chep.
Aksi 22 Mei yang berujung kerusuhan adalah aksi mereka yang menyuarakan adanya tudingan kecurangan dalam pilpres yang berujung pada kekalahan pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Dalam kaitan ini, Chep memang memiliki hubungan dengan paslon 02. Chep pernah menyewakan kendaraannya kepada Prabowo Subianto saat kampanye di Cianjur, Selasa, 12 Maret 2019. Kendaraan yang dipinjamkan adalah Toyota Alphard hitam bernomor polisi B 264 RIS.
Kepada wartawan saat itu, Chep mengakui kendaraannya dipinjamkan ke Prabowo untuk berkampanye di Gedung Assakinah, Cianjur.
Momen yang sempat menjadi perbincangan kala itu adalah saat Prabowo memarahi pengawal capres-cawapres karena mendorong rakyat yang ikut kampanye.
Soal ini, Ferdinand Hutahaen yang kala itu menjadi jubir BPN mengatakan, tidak ada yang salah dengan mobil yang ditumpangi oleh Prabowo di Cianjur. Apalagi, kata dia, sampai kini belum ada status hukum yang dapat membuktikan keterlibatan Chep dengan kelompok ISIS.
"Tidak ada yang salah dengan mobil yang ditumpangi oleh Pak Prabowo. Tidak ada yang salah juga dengan pemiliknya karena sampai hari ini kan Beliau (Chep) tidak bersalah secara hukum atau apa pun," kata Ferdinand, seperti dikutip jawapos.com, Rabu (13/3/2019).
Soal tuduhan Garis mendukung ISIS, Chep membantahnya. "ISIS itu cerita lama, lagu lama. Bohong itu. Garis enggak ada ISIS, buktikan saja," ujar pengusaha properti asal Cianjur ini.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Memberangkatan Relawan ISIS ke Suriah
Nama Chep dan organisasi yang dia dirikan sempat mencuat ketika ada kabar bahwa Chep menjadi donatur seratusan lebih relawan yang hendak terbang ke Suriah dan bergabung dengan ISIS.
Chep menyebut dirinya sebagai pimpinan ISIS Regional Indonesia. Namun, Chep sempat menyatakan mengundurkan diri dari jabatan di ISIS itu di depan Kapolres Cianjur pada 15 September 2014.
Dalam pernyataannya, Chep mengaku pernah dilatih. Namun, kini dia menolak ideologi ISIS di Indonesia dan tetap setia mempertahankan negara kesatuan RI.
Keputusan Chep berdasarkan masukan teman-temannya dan bukan tekanan. Kapolres Cianjur, AKBP Dedi Kusuma Bakti, mengatakan ideologi ISIS justru bertentangan dengan ajaran Islam.
Langkah ini menyusul setelah dia dan lima orang temannya ditangkap di Majenang, Cilacap, Jawa Tengah, saat hendak membesuk napi teroris Oman Abdurrahman. Polisi menemukan bendera ISIS di dalam mobil yang ditumpangi Chep.
Pemakaman Amrozi Cs
Chep juga sempat membuat geger lantaran pernyataannya terkait menyiapkan lahan sukarela untuk pemakaman terpidana mati bom Bali, Amrozi Cs. Makam yang dimaksud terletak di Desa Bobojong, Kecamatan Mande, Cianjur, Jawa Barat.
Makam untuk Amrozi adalah tanah wakaf dari Garis. Chep menilai terpidana mati Amrozi dan kawan-kawan adalah para 'mujahid' yang berjuang menegakkan syariat Islam. Chep mengaku setiap berkunjung ke Nusakambangan, ia sering berbincang-bincang dengan Amrozi.
Advertisement
Perusuh di 22 Mei
Polisi menemukan bukti baru terkait kerusuhan 21-22 Mei 2019 yang pecah di beberapa titik di Jakarta. Terbaru, polisi kelompok pendukung ISIS berupaya menunggangi Aksi 22 Mei.
Kadiv Humas Polri Irjen M Iqbal mengatakan, temuan ini terungkap berdasarkan penyelidikan dari dua tersangka perusuh yang ditangkap aparat Polda Metro Jaya.
"Dua tersangka dari luar Jakarta yang terafiliasi dengan kelompok Garis (Gerakan Reformis Islam). Kelompok Garis ini terafiliasi dengan kelompok tertentu," kata Iqbal di Kemenko Polhukam, Kamis (23/5/2019).
Berdasarkan keterangan dua tersangka itu pula diketahui bahwa kelompok ini ingin menjalankan amaliyah atau jihad di momen 22 Mei di Bawaslu, Jalan Thamrin, Jakarta, 21-22 Mei.
"Kami menemukan bukti-bukti sangat kuat," kata Iqbal.
Iqbal mengatakan, kelompok Garis ini merupakan kelompok yang pernah menyatakan atau berbaiat mendukung kelompok teroris ISIS.
"Dan mereka juga mengirimkan kadernya ke Suriah. Perlu disampaikan, fix ada kelompok-kelompok pernunggang kegiatan unjuk rasa ini berbagai kelompok berafiliasi ISIS," kata Iqbal.
Saat ini kepolisian sudah mengantongi identitas dari tokoh Garis. "Ada satu-dua tokoh yang kami kejar dari keterangan dua tersangka yang diamankan Polda Metro Jaya," ujar Iqbal.