Liputan6.com, Jakarta - PT Jasa Marga (Persero) Tbk menyiapkan toilet khusus penyandang disabilitas sebanyak 30 unit (Pria dan Wanita) di 14 rest area atau Tempat Istirahat dan Pelayanan (TIP). Hal tersebut sebagai upaya meningkatkan layanan menjelang arus mudik dan balik 2019.
Corporate Communication Department Head Jasa Marga, Irra Susiyanti mengatakan, kondisi rest area, lebih khususnya toilet, saat arus mudik dan balik kerap terlihat antrean yang cukup panjang. Apalagi, penyandang disabilitas mengalami kesulitan untuk menggunakan fasilitas toilet di rest-rest area tertentu.
"Maka, keberadaan toilet khusus disabilitas dapat menambah kenyamanan para pemudik yang ingin menuju kampung halamannya, terutama yang melewati Jalan Tol Trans Jawa," ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (23/5/2019).
Baca Juga
Advertisement
Tidak hanya menyiapkan fasilitas khusus pada tiap toilet disabilitas, Jasa Marga juga menambah toilet-toilet di seluruh jalan tol miliknya, terutama sepanjang Jalan Tol Trans Jawa. Selain itu juga menambah dan menempatkan petugas pengaturan parkir, keamanan dan kebersihan di rest area.
"Selain itu, Jasa Marga juga menerapkan Manajemen Rest Area untuk meminimalisir kepadatan di rest area, seperti menerapkan sistem zoning, penyediaan informasi parkir melalui Rest Area Monitoring System dan penambahan berbagai fasilitas seperti posko kesehatan dan tempat ibadah," tandas dia.
Perincian penyediaan toilet khusus disabilitas tersebut adalah sebagai berikut:
- TIP 88A Jalan Tol Padaleunyi: 4 unit
- TIP 88B Jalan Tol Padaleunyi: 6 unit
- TIP 97B Jalan Tol Padaleunyi: 2 unit
- TIP 125B Jalan Tol Padaleunyi: 2 unit
- TIP 149B Jalan Tol Padaleunyi: 2 unit
- TIP 207A Jalan Tol Palikanci: 1 unit
- TIP 360B Jalan Tol Batang-Semarang: 5 unit
- TIP 519A Jalan Tol Solo-Ngawi: 1 unit
- TIP 519B Jalan Tol Solo-Ngawi: 1 unit
- TIP 575A Jalan Tol Solo-Ngawi: 1 unit
- TIP 575B Jalan Tol Solo-Ngawi: 1 unit
- TIP 597A Jalan Tol Ngawi-Kertosono: 1 unit
- TIP 725A Jalan Tol Surabaya-Mojokerto: 1 unit
- TIP 726B Jalan Tol Surabaya-Mojokerto: 2 unit
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Pergeseran GT Cikarut Jadi Jurus Hadapi Puncak Mudik Lebaran
Relokasi atau pemindahan Gerbang Tol Cikarang Utama (GT Cikarut) ke GT Cikampek Utama Km 70 dan GT Kalihurip Utama Km 67 jadi salah satu strategi untuk mengurai kepadatan lalu lintas Tol Trans Jawa ruas Jakarta-Cikampek saat arus mudik dan balik Lebaran 2019.
General Manager PT Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Jakarta-Cikampek Raddy R Lukman memprediksi, Tol Jakarta-Cikampek akan dipadati sekitar 150 ribu hnti kendaraan pada puncak arus mudik nanti. GT Cikarut disebutnya sudah tak lagi ideal untuk menampung volume kendaraan sebesar itu.
"Jadi kapasitas gerbang jadi masalah. 130 ribu saja sudah enggak cukup, apalagi sekarang potensinya di sini menurut perkiraan kita 150 ribu pada saat puncaknya. Sehingga pasti masalah. Area sudah enggak mungkin lagi ditambah," ujar dia, seperti dikutip Selasa (21/5/2019).
Mengatasi potensi kemacetan tersebut, pemerintah akan menerapkan sistem satu arah (one way) baik pada saat arus berangkat maupun balik mudik nanti. Raddy mengatakan, skema tersebut tak akan maksimal diterapkan bila transaksi jalan tol masih berpusat di GT Cikarut.
"Itu kenapa kejar tayang, menjelang lebaran ini harus segera pindah. Karena yang paling urgentitu, harus pindah karena sudah enggak memadai lagi Cikarut ini. Pindah ke Km 70 dan Km 67," tegas dia.
GT Cikampek Utama sebagai pengganti GT Cikarut rencananya akan mulai siap digunakan pada 23 Mei mendatang. Begitu juga dengan pembongkaran GT Cikarang Utama, yang ditargetkan rampung sebelum puncak arus mudik.
Advertisement
Tiket Pesawat Mahal, Tol Cikampek Bakal Dipadati 150 Ribu Kendaraan Saat Mudik
PT Jasa Marga Persero (Tbk) memperkirakan, Tol Jakarta-Cikampek (Japek) akan dipadati sekitar 150 ribu unit kendaraan roda empat pada masa puncak arus mudik Lebaran 2019.
Jumlah tersebut meningkat dibanding volume kepadatan pada puncak arus mudik tahun lalu, yang disesaki oleh sekitar 130 ribu unit kendaraan.
"Sekarang potensinya di sini menurut perkiraan kita 150 ribu pada saat puncaknya," ujar General Manager Jasa Marga Cabang Jakarta-Cikampek Raddy R Lukman, seperti dikutip Selasa (21/5/2019).
Raddy menjabarkan, peningkatan jumlah kendaraan di jalan tol tersebut turut disebabkan oleh mahalnya harga tiket pesawat saat ini, sehingga banyak pemudik yang beralih menggunakan jalur darat.
"Sudah gitu kita tahu ada masalah tarif di pesawat, sehingga potensi orang pindah moda ke sini itu tinggi. Jadi dengan terkoneksinya tol, orang pindah moda dari udara ke darat, itu menjadikan tinggi," tutur dia.
Langkah Antisipasi Pemerintah Atur Kepadatan Lalu Lintas Sistem Satu Arah di Tol
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menyatakan, strategi pengaturan lalu lintas telah disiapkan untuk mengantisipasi kepadatan arus kendaraan di titik akhir pemberlakuan sistem satu arah (one way), yakni Jalan Tol Brebes Barat Km 263.
"Jadi nanti Brebes Barat menjadi titik terakhir penerapan satu arah (one way) menjadi dua arah sampai ke arah Semarang. Ini menjadi titik pertemuan antara kendaraan dari arah Jakarta dan dari arah timur. Kami bersama Kepolisian dan Jasa Marga telah menyiapkan strategi untuk mengantisipasi kepadatan," jelas dia melalui keterangan tertulis, Senin (20/5/2019).
Direktur Utama PT Jasa Marga (Persero) Tbk Desi Arryani memprediksi, jumlah kendaraan yang akan menuju ke arah Jawa Tengah akan semakin berkurang lantaran banyak yang sudah keluar dari GT Ciperna kilometer 205, GT Pejagan kilometer 248 dan beberapa gerbang tol lainnya yang berada sebelum GT Brebes Barat.
Sehingga jumlah kendaraan yang akan keluar dari GT Brebes Barat diperkirakan akan sudah jauh berkurang. Namun begitu, PT Jasa Marga disebutnya akan tetap mengatur arus agar tidak terjadi kekacauan pada titik pertemuan kendaraan dari arah barat dan timur.
"Perkiraan jumlah kendaraan sebanyak 150 ribu di Cikarut, di Cikampek sudah 75 ribu atau 80 ribu kendaraan paling banyak. Kemudian Palimanan Kanci lebih banyak lagi yang keluar terutama di Ciperna. Kemudian lanjut Palimanan Kanci, Kanci Pejagan, berakhir di Brebes Barat. Di sini akan tetap diatur sedemikian rupa sehingga tidak padat," paparnya.
Advertisement