Liputan6.com, New York - Harga emas melonjak 1 persen dipicu melemahnya Dolar Amerika Serikat (AS), dan turunnya ekuitas global serta imbal hasil keuangan AS, seiring meningkatnya ketegangan perdagangan AS-China.
Melansir laman Reuters, Jumat (24/5/2019), harga emas di pasar spot naik 0,9 persen menjadi USD 1,284.78 per ons, setelah naik sebanyak 1,1 persen ke posisi puncak dalam satu minggu di USD 1.287,23. Adapun emas berjangka AS untuk Juni ditutup naik 0,9 persen menjadi USD 1.285,40.
Advertisement
"Kami telah melihat pembalikan tajam dalam dolar dan itu telah membantu melambungkan harga emas," kata Suki Cooper, Analis Logam Mulia di Standard Chartered Bank.
Indeks dolar, yang sebelumnya menyentuh level tertinggi sejak Mei 2017 di 98,371, berubah negatif setelah data menunjukkan aktivitas manufaktur mencapai level terendah dalam hampir satu dekade di bulan Mei.
Dolar terakhir melemah 0,2 persen terhadap mata uang rival utamanya, membuat emas lebih murah untuk pemegang mata uang lainnya.
Tercatat jika penjualan rumah AS juga turun di bulan April. Perlambatan pertumbuhan mendukung keputusan bank sentral AS yang baru-baru ini menunda kampanye tiga tahun untuk menaikkan suku bunga.
"Setelah Federal Reserve AS mengatakan akan tetap bersabar pasar telah mengambil ini sebagai isyarat positif dan telah mulai mempertimbangkan kemungkinan penurunan suku bunga yang lebih besar," Cooper menambahkan.
Suku bunga yang lebih rendah cenderung mengangkat emas karena mengurangi biaya peluang memegang non-yield bullion.
"Pejabat Fed pada pertemuan terakhirnya sepakat untuk menetapkan kebijakan moneter tetap untuk beberapa waktu," mengacu pada risalah Fed.
"Imbal hasil (juga) sedikit lebih rendah dan pasar ekuitas turun (mendukung emas)," kata analis ABN AMRO Georgette Boele.
Logam Lainnya
Di sisi lain, China mengatakan Amerika Serikat perlu memperbaiki "tindakan salah" untuk melanjutkan pembicaraan perdagangan setelah perusahaan teknologi Cina Huawei Technologies Co Ltd, masuk dalam daftar hitam.
“Ketidakpastian politik membantu emas, terutama Brexit. Investor melihat gejolak di mana-mana dan itu membangunkan pengalokasi aset ke emas sebagai tempat berlindung selain dolar,” kata George Gero, Direktur Pelaksana RBC Wealth Management.
Sementara harga logam mulia lainnya, perak naik 1,1 persen menjadi USD 14,60 per ons, dan paladium naik 0,3 persen lebih rendah menjadi USD 1.310,01.
Harga Platinum turun 0,6 persen menjadi USD 794,00 per ounce, setelah menyentuh level terendah sejak 15 Februari di USD 791 pada awal sesi.
Advertisement