Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI), menggelar Bazaar Rumah Kreatif BUMN (RKB) di lobi Grha BNI, Kantor Pusat BNI. Bazaar tersebut digelar dalam rangka memperkenalkan produk-produk mitra binaan BNI dari berbagai kota di Indonesia yang dihasilkan oleh Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
UMKM mitra binaan BNI ini berasal dari Padang, Sumatera Barat hingga Sumba, Nusa Tenggara Barat.
Melalui Bazaar ini, pelaku UMKM yang rata-rata adalah produsen dapat menemukan pembeli-pembeli baru yaitu para karyawan perkantoran BNI dan sekitarnya.
Para pekerja kantoran bisa menjadi pembeli yang mudah menemukan barang-barang kesukaannya dengan harga murah, karena langsung dijual para produsennya.
Itulah hubungan simbiosis mutualisme yang dibangun BNI secara kreatif melalui sebuah Bazaar. Inilah juga semangat pelayanan BNI selama Ramadan 2019 yang coba disampaikan kepada para pejuang ekonomi di segmen UMKM itu, yakni Mari Melipatgandakan Kebaikan.
Baca Juga
Advertisement
Pada Jumat 24 Mei 2019 ini merupakan hari terakhir Bazaar RKB yang diikuti oleh 20 UMKM. Mereka telah menjajakan produk-produk unggulannya sejak 22 Mei 2019.
Menurut Direktur Bisnis Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan Jaringan BNI Catur Budi Harto, beragam kesempatan untuk membuka pasar baru selalu disiapkan BNI kepada para mitra UMKM-nya. Langkah ini merupakan salah satu upaya korporasi yang dilakukan untuk mendorong para pengusaha tersebut naik kelas.
"Ada banyak produk yang tersedia dari para mitra kami itu mulai dari fashion, makanan, hingga kerajinan tangan. Lokasi bazar yang berada di tengah Kota Jakarta memang bertujuan agar memudahkan pegawai BNI dan juga masyarakat luas dari manapun untuk datang dan membeli produk-produknya. Setiap orang yang membeli, sudah secara tidak langsung turut memajukan perekonomian Indonesia dengan langkah yang sederhana," ujar dia di Jakarta, Jumat (24/5/2019).
Mitra-mitra usaha yang diajak ke Bazaar RKB kali ini adalah antara lain Shahda Style dan Autik dari RKB Bekasi; Randang Padang dan Katuju Indonesia dari RKB Padang; Sweet Sundae Ice Cream dan Fox and Bunny dari RKB Sleman; Pesisir Pangandaran dari RKB Pangandaran; Kartika Mete Ukir Sari dari RKB Wonogiri; Fahaltex dari RKB Tegal; Arya Cipta Mandiri dari RKB Pontianak; Alisha Collection dari RKB Banjarbaru; d'Fitra NATS dari RKB Payakumbuh.
Selain itu ada pula Mool Leather dari RKB Cilacap; Nursaida dari RKB Bantaeng; Saqbe Mandar dari RKB Mamuju; Batik Tebo by Riski Danang dari RKB Tebo; Aulia dari RKB Bengkulu Utara; Ratu Boutique dari RKB Sumba Barat Daya; serta mitra-mitra dari RKB Banyuwangi dan RKB Sumba Tengah.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Pusat Segala Pelatihan
Untuk mendorongnya menjadi UMKM yang naik kelas, BNI tidak hanya menggelar Bazaar, melainkan juga beragam pelatihan. Disinilah fungsi Agent of Development yang tersemat pada BNI terus dijalankan.
Mengajak UMKM untuk aktif di RKB merupakan salah satunya cara agar terjadi percepatan UMKM yang naik kelas. RKB adalah pusat pelatihan yang lengkap bagi UMKM agar dapat mengembangkan bisnisnya.
Targetnya adalah mampu bersaing dengan produk dari merk-merk yang sudah terkenal dan bahkan merk internasional. Ketika UMKM telah memiliki kemampuan dan eksposure yang lebih luas, tentunya mereka akan siap untuk bersaing. Pada akhirnya, tentu bisnis dari UMKM tersebut dapat lebih maju sehingga dapat mulai menyerap tenaga kerja dan berkontribusi dalam memutar perekonomian Indonesia.
Advertisement
Produk UMKM Laris Terjual
Selain mendapatkan sambutan hangat dari para pembeli, adanya Bazaar Rumah Kreatif BUMN (RKB) juga disambut antusias oleh para pelaku UMKM. Pasalnya dalam bazaar ini, produk-produk dari pelaku UMKM tersebut laku terjual.
Salah satunya diungkapkan oleh Amil Maulana yang merupakan pemilik dari produk kerajinan dompet berbahan kulit ikan pari dengan nama MoolLeather. Amil mengatakan, dalam dua hari penyelenggaraan bazaar tersebut, dirinya sudah meraup omzet sebesar Rp 4 juta.
"Pada pertengahan 2015 sudah bergabung dengan RKB. Manfaatnya kita sering ikut pameran, ikut pelatiham dan juga ada bantuan permodalan. Ikut bazaar ini senang, karena diberikan stand gratis, penginapan di sini gratis. Dalam dua hari sudah dapat Rp 4 juta dari penjualan di sini," ungkap dia.
Hal senada juga diungkapkan oleh Ade Surianto, pemilik dari Katuju yang memproduksi rendang dalam kemasan. Menurut dia, selama ikut dalam Bazaar RKB, produknya yang paling banyak dibeli yaitu rendang tuna dan rendang lokan. Bahkan dalam bazaar ini dirinya banyak diminta untuk membuat varian rendang dari paru.
"Karena tuna dan lokan masih aneh, cepat habisnya. Kami bawa 45 bungkus habis semua. Karena pembeli di sini juga bertanya-tanya enak tidak rendang tuna dan lokan. Kemudian kita jelaskan mulai dari proses produksinya, akhirnya mereka suka. Mudah-mudahan sepulang dari sini kita lahir produk baru karena kita melihat pasar di pameran BNI ini banyak yang tanya soal rendah paru. Kita rencananya mau bikin rendang paru," tandas dia.