Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) kembali mencatat aliran modal asing masuk (inflow) ke dalam negeri. Inflow kembali membanjiri RI setelah sebelumnya tercatat terjadi outflow atau aliran modal keluar.
Gubernur BI, Perry Warjiyo menyebutkan dalam tiga hari terakhir sudah tercatat sebanyak Rp 3,6 triliun modal asing yang masuk. Dia mengungkapkan aliran modal asing terutama masuk ke Surat Berharga Negara (SBN).
"Inflow asing ke SBN kemarin dalam satu hari kemarin net beli asing ke SBN Rp 1,75 triliun," kata dia saat ditemui di Masjid BI, Jakarta, Jumat (24/5/2019).
Baca Juga
Advertisement
Sementara itu, pada hari sebelumnya net beli asing pada SBN adalah Rp 1,5tTriliun dan Rp 0,3 triliun.
"Di 2 hari sebelumnya Selasa, Rp 1,5 triliun dan Rabu, Rp 0,3 triliun dan dalam 3 hari hampir kurang lebih Rp 3,6 triliun inflow asing ke SBN," ungkapnya.
Dia menegaskan kondisi tersebut menandakan bahwa Indonesia masih menarik di mata investor sehingga mereka kembali menaruh modalnya di pasar domestik RI.
Reporter: Yayu Agustini Rahayu
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Perang Dagang Memanas, Dana Asing Banyak Keluar RI?
Memanasnya perang dagang antara Amerika Serikat (AS)-China berdampak pada iklim investasi di bursa saham Indonesia. Salah satunya, keluarnya dana asing(capital outflow) dari pasar modal.
"Masih banyakan yang outflow. Tetapi normal, maksudnya masih bisa kita mentolerir outflow itu. Tapi memang masih banyak outflow, lebih banyak yang jual daripada yang beli," tutur Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota BEI Laksono Widodo di Jakarta, Senin (20/5/2019).
BACA JUGA
Kendati begitu, dia menambahkan, otoritas bursa tetap akan mengamati berbagai sentimen yang akan mempengaruhi kinerja indeks kedepannya.
"Oh, kita tetap mewaspadai, tapi apakah ini menjadi kejadian luar biasa yang membuat kami melakukan tindakan luar biasa, saya rasa belum," jelas dia.
Dia pun menjelaskan, panasnya tensi perang dagang AS-China merupakan sentimen global yang tak dapat dihindari sehingga cukup menimbulkan kecemasan bagi investor.
"Tetap menimbulkan semacam kekhawatiran dan juga enggak bisa dihindari bahwa kenyatannya perang dagang masih menjadi headline dimana-mana. Kalau Amerika masih batuk-batuk, maka seluruh dunia kena, termasuk Indonesia. Jadi penyebabnya itu," kata dia.
Advertisement