Liputan6.com, Jakarta Cawapres Maruf Amin menyatakan, pilpres bukanlah ajang peperangan. Melainkan momentum untuk mencari pemimpin yang terbaik.
"Jangan saling memusuhi. Lakum partaikum walana partaiuna, bagimu partaimu, bagiku partaiku. Begitu juga dengan capres. Lakum capresukum walana capresuna, bagimu capresmu, bagiku capresku," kata Maruf Amin saat acara bupa puasa bersama di Majelis Talim Habib Salim Bin Jindan Cawang, Jakarta Timur, Jum'at (24/5/2019).
Advertisement
Ma'ruf Amin menyindir pihak yang menganggap pilpres kali ini adalah sebuh peperangan. Padahal menurut Maruf, kontestan dalam Pilpres 2019 itu sesama muslim.
"Oleh karena itu pilpres itu bukan perang tapi memilih pemimpin yang baik. Ini malah doa Perang Badar. Lah pilpres do'anya seperti itu, itu kan (doa perang) muslim dengan kafir," ujarnya.
Menurutnya, hal itu bukanlah ajaran Nabi Muhammad. Ajaran Islam yang benar ialah saling mencintai dan menyayangi.
"Ini bukan ajaran Rasulullah, bukan ajaran ulama. Ajaran ulama itu saling mencintai, menyayangi, bukan saling membenci dan saling mendengki," lanjutnya.
Kebencian menurut Maruf adalah biang kehancuran negara. Padahal umat Islam dituntut untuk menjaga negara serta agama. Menjaga agama dari ajaran-ajaran menyimpang dan menjaga negara karena negara Indonesia dibangun oleh keringat para ulama.
"Kita juga diajari menjaga negara, karena negara ini dibangun oleh ulama. Oleh karena itu menjaga agama dan negara tidak boleh dipertentangakan," kata Ma'ruf Amin.