Liputan6.com, Paris - Sebuah ledakan terjadi di Kota Lyon, Prancis pada Jumat, 24 Mei 2019 sore waktu setempat. Sebanyak 13 orang terluka, sementara badan penyelidikan nasional saat ini tengah menyelidiki kemungkinan motif terorisme.
Ledakan itu terjadi di area perbelanjaan pusat kota, sebagaimana dilansir dari CNN pada Sabtu (25/5/2019). Saluran televisi Prancis BFMTV melaporkan 12 orang dewasa dan seorang anak berusia 8 tahun yang terluka telah dibawa ke tiga rumah sakit di Kota Lyon, Prancis.
Baca Juga
Advertisement
Pihak berwenang saat ini masih mencari orang yang dicurigai sebagai pelaku serangan, menurut twit dari akun Twitter terverifikasi milik Kepolisian Nasional Prancis.
Tak lama setelah kejadian, Presiden Prancis Emmanuel Macron menyebut ledakan itu sebagai sebuah "serangan".
Penyelidik percaya bahwa ledakan itu mungkin disebabkan oleh bom parsel yang penuh paku, kata juru bicara jaksa kota kepada CNN.
Wali kota wilayah itu, Denis Broliquier, mengatakan pada saluran televisi Prancis BFMTV bahwa secara keseluruhan kerusakan yang ditimbulkan tidak parah karena "muatan bom parsel" tidak menyebabkan dampak yang meluas.
Luka para korban, lanjutnya, disebabkan oleh "potongan logam dan kaca". Sejauh ini pemicu ledakan juga masih diselidiki.
Penuturan Saksi Mata
Hanane Benakkouche, seorang pramusaji di restoran terdekat L'espace Brasserie, mengungkapkan kesaksiannya kepada CNN saat ledakan terjadi.
"Kami mendengar ledakan. Saya sedang bekerja di teras dan orang-orang mulai berlari, meninggalkan Victor Hugo Street," tuturnya. "Polisi tiba dengan cepat di tempat kejadian. Saya masih terkejut."
Evakuasi korban dan masyarakat yang tengah berada di lokasi kejadian dilakukan tak lama setelahnya. Kepolisian kemudian meminta masyarakat untuk menghindari daerah tersebut.
Juru bicara Kepolisian Nationale mengatakan kepada CNN bahwa para personel tim darurat segera dikerahkan, seraya menambahkan bahwa prioritasnya adalah membantu para korban "terlepas dari apakah itu kecelakaan mobil atau serangan teroris."
Melalui sebuah twit pada malam harinya, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan, "Malam ini saya berduka cita bagi mereka yang terluka dalam ledakan di Lyon, keluarga mereka yang terkena dampak kekerasan yang menimpa orang-orang yang mereka cintai, dan semua warga Lyon. Kami di sisi Anda."
Advertisement
Ledakan Lain di Lyon
Insiden nahas juga pernah terjadi di Lyon, Prancis pada Februari 2019 lalu. Saat itu, ledakan terjadi di sebuah toko roti di kota Lyon, Paris, Prancis. Seorang wanita dan anaknya menjadi korban tewas dalam peristiwa tersebut.
"Insiden itu diduga dipicu oleh ledakan gas," kata pihak berwenang seperti dikutip dari Channel News Asia.
Api berkobar di Lyon pada Sabtu 9 Februari 2019 malam waktu setempat setelah ledakan di toko roti di lantai dasar gedung dua lantai.
"Dua jasad, seorang wanita dan anak ditemukan," kata jaksa penuntut umum Lyon, Nicolas Jacquet, seraya menambahkan bahwa polisi sedang menyelidiki penyebab kebakaran itu.
Menurut keterangan saksi mata kebakaran di toko roti Paris itu kepada AFP, ada seorang pria dengan luka ringan akibat melompat dari lantai dua mengatakan kepada petugas pemadam kebakaran bahwa istri dan anaknya yang hamil masih di dalam bangunan.
Selain itu ada tiga pejalan kaki dilaporkan terluka.
"Api setinggi beberapa meter terlihat berkobar dari toko roti dan membakar lantai atas," ujar Chahine Reghi, seorang pria yang tinggal di seberang jalan, mengatakan kepada AFP.
Kebakaran itu terjadi beberapa hari setelah 10 orang tewas dalam kebakaran di sebuah gedung apartemen Paris, selang sebulan setelah ledakan gas besar-besaran di pusat ibu kota yang menewaskan empat orang di sebuah gedung yang juga menampung sebuah toko roti.