Liputan6.com, Jakarta - Sukses meneror penonton lewat film Sebelum Iblis Menjemput yang menyerap sejuta penonton lebih, Karina Suwandi kembali ke layar lebar lewat Kuntilanak 2. Dalam film arahan sineas Rizal Mantovani itu, Karina Suwandi memerankan Karmila, seorang ibu yang menitipkan anaknya di panti asuhan.
Bertahun-tahun kemudian, Karmila mencoba mengambil kembali anak yang pernah dilepaskannya. Yang menarik, dalam film itu Karina Suwandi tampil beda. Rambutnya tampak hitam panjang tergerai.
Baca Juga
Advertisement
“Karmila karakter yang sangat intens. Sementara rambut hitam panjang adalah problem selama syuting. Selama syuting saya menggunakan hair extension. Rupanya ini membuat rambut saya patah dan rusak. Akhirnya saya pangkas menjadi sependek sekarang,” beri tahu Karina Suwandi, dalam sesi wawancara khusus dengan Showbiz Liputan6.com di Jakarta Selatan, pekan ini.
Aji Mumpung?
Dua tahun terakhir, karier Karina Suwandi di layar lebar kembali melambung. Lewat peran Laksmi di Sebelum Iblis Menjemput, ia mencetak box office, dinominasikan untuk Pemeran Pendukung Wanita Terbaik di FFI 2018 dan meraih Pemeran Pendukung Wanita Terpilih di Piala Maya 2019.
Gara-gara film itu, Karina Suwandi identik dengan sosok ibu bengis setengah iblis. Karina Suwandi membantah menerima peran Karmila lantaran aji mumpung.
“Ada banyak alasan menerima peran ini. Pertama, sejak kecil sudah kenal dengan kuntilanak. Cerita kuntilanak tidak pernah sirna dari sejak saya SD. Alasan lain, saya belum pernah kerja bareng Mas Rizal Mantovani. Meski genrenya horor lagi, level penasarannya beda,” beber Karina Suwandi seraya menambahkan.
Advertisement
Kenang Masa Kecil
Hal lain yang dilakukan Karina Suwandi sebelum syuting, mengingat masa kecil. Ayah Karina Suwandi berasal dari Klaten, Jawa Tengah. “Ketika mudik, saya sering diingatkan agar tidak ke luar rumah saat magrib dan kalau berjalan jangan sambil menatap ke atas,” kenangnya.
Masyarakat Jawa percaya, anak yang bermain di luar rumah saat magrib akan disembunyikan setan, khususnya kuntilanak. (Wayan Diananto)