Liputan6.com, Moskow - Pasca-Perang Dunia II 1945, terbentuk dua kekuataan baru yang didominiasi oleh dua negara adidaya, yakni Amerika Serikat dan Uni Soviet. kedua negara tersebut terlibat perang dingin, dengan berlomba-lomba dalam mengembangkan teknologi militer, antariksa, dan meningkatkan pengaruh politik negaranya.
Dalam perang dingin atau perang propaganda tersebut, AS dan Soviet pun terlibat saling tuding bahwa mereka telah dimata-matai. Debat panas saling menuduh tersebut terjadi saat sidang Dewan Keamanan PBB pada 26 Mei 1960.
Advertisement
Seperti dimuat History.com, Duta Besar Amerika Serikat Henry Cabot Lodge buka suara bahwa dalam beberapa tahun terakhir Kedutaan Besar AS di Moskow bahwa Uni Soviet disadap. Pernyataan ini dilontarkan dalam menanggapi tudingan Uni Soviet kepada AS bahwa Negeri Paman Sam juga telah melakukan mata-mata.
Pesawat mata-mata AS bernama U-2 saat itu baru saja ditembak jatuh militer Uni Soviet lantaran memasuki wilayah udara Moskow. Soviet meyakini bahwa pesawat itu sengaja dikirim AS untuk melakukan tindakan spionase.
Temuan Perangkat Mata-Mata
Dubes AS Lodge menjelaskan bahwa pihaknya menemukan perangkat transmisi di gedung Kedubes AS di Moskow. Perangkat yang tersembunyi di dalam kotak itu diketahui dikirim oleh sekelompok warga Soviet pada tahun 1945.
Kemudian petugas keamanan Kedutaan menemukan perangkat tersembunyi tersebut pada tahun 1952. AS pun melakukan penyelidikan lebih lanjut dan menemukan bahwa perangkat-perangkat serupa juga ditemukan di Kedubes AS di negara-negara blok Komunis Uni Soviet lainya.
Advertisement
Tanggapan Uni Soviet
Sementara itu, utusan Uni Soviet di sidang Dewan Keamanan PBB menanggapi penjelasan Lodge dengan nada candaan. "Ditemukan di sebelah mana alat tersebut," ujar utusan Soviet, yang tidak percaya dengan tudingan AS.
Di sisi lain, pihak Soviet juga menjelaskan bagaimana pihak AS mencoba memata-matai negara mereka menggunakan pesawat. Bagi Soviet, ditembak jatuhnya pesawat U-2 menjadi pukulan keras dan membuat malu Presiden AS Eisenhower.
Pertemuan puncak Sidang Keamanan PBB pun menjadi sedikit panas. Di mana Presiden Eisenhower an Pemimpin Uni Soviet Nikita Khrushchev saling melontarkan nada kemarahan terkait aksi spionase satu sama lain.
Sejarah lain mencatat pada 26 Mei 1293, gempa besar mengguncang Kamakura, Kanagawa, Jepang. Menewaskan 30.000 orang.
Bencana serupa juga terjadi pada 1983, lindu berkekuatan 7,7 skala Richter mengguncang Negeri Sakura, memicu tsunami yang menewaskan 104 orang dan melukai ribuan lainnya.
Baca Juga