Liputan6.com, Rabat - Maroko mengirimkan 422 imam besar untuk meresmikan masjid di sejumlah negara di Eropa dan sekitarnya selama Ramadan.
Tujuannya adalah untuk menyatukan Muslim Maroko di negara-negara tersebut serta memelihara dan melindungi masjid dari radikalisasi dan ekstremisme, menurut Kementerian Wakaf dan Urusan Agama.
Advertisement
Setiap tahun ketika Bulan Suci umat Islam ini tiba, Maroko rutin mengirimkan para pemimpin agama tersebut ke beberapa negara di benua itu untuk mengimami salat, berjaga, dan menjalankan khotbah keagamaan bagi orang Maroko yang tinggal di luar negeri selama Ramadan.
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada Jumat, 3 Mei 2019, Menteri Wakaf dan urusan Islam Ahmed Toufiq mengatakan bahwa Maroko mengirimkan 422 imam besar, morchidate (ustazah), pengkhotbah dan pengamat "untuk memberikan panduan agama bagi warga Maroko yang berada di negeri orang.
Kementerian mengatakan, pihaknya akan memastikan kegiatan di dalam masjid selaras dengan hukum Eropa. Demikian seperti dikutip dari situs moroccoworldnews.com, Minggu (26/5/2019).
Dari 422 kandidat untuk misi tersebut, 163 di antaranya akan pergi ke Prancis, negara dengan warga Maroko terbesar di Eropa. Jumlah imam tarawih total ada 361, 29 ustazah dan 32 ustaz, menurut menteri.
Pengiriman para pemuka agama tersebut dikoordinasikan bersama dengan kedutaan dan konsulat Maroko serta pejabat agama di negara-negara Eropa yang bersangkutan, termasuk Perancis, Italia, Spanyol, Belgia, Jerman, Belanda, Denmark, Swedia, selain negara-negara lain seperti Kanada dan Gabon.
Jumlah Lebih Banyak
Jumlah imam yang dikirim oleh pemerintah Maroko pada tahun ini lebih tinggi dari tahun lalu, yang sebelumnya hanya 370 orang.
Sedangkan bagian dari program deradikalisasi Maroko adalah pembangunan Institute of Mohammed VI untuk pelatihan para Imam, Morchidine dan Morchidates (ustaz dan ustazah), serta Yayasan Mohammed VI untuk Ulama Afrika yang didedikasikan untuk mendukung para teolog dan cendekiawan Afrika untuk mempromosikan toleransi agama.
Advertisement
Uniknya Duo Menu Wajib Ramadan Maroko
Sementara itu, setiap kali datangnya bulan suci Ramadan, masyarakat Maroko tidak pernah bisa dilepaskan dari dua makanan khasnya, yakni Chebakia dan Sellou.
Dua kudapan tersebut selalu hadir di momen buka puasa, di mana biasanya masyarakat Maroko membuatnya secara bersama-sama, baik dengan keluarga, teman, atau tetangga.
Dikutip dari situs Morocco World News pada Rabu, 15 Mei 2019, biasanya agenda buka puasa dimulai dengan segelas air atau susu, yang kemudian dilanjutkan dengan salat Magrib berjamaah.
Selepas salat, masyarakat Maroko kembali berkumpul untuk menikmati buka puasa Ramadandengan aneka hidangan lezat khas setempat.
Selama bulan suci Ramadan, banyak keluarga Maroko menghiasi meja makan mereka dengan chebakia, atau yang juga populer dengan nama mkehrka, serta sebuah biskuit renyah berjuluk sellou.
Chebakia adalah salah satu kue yang paling banyak diminati selama bulan suci Ramadan. Berbentuk unik seperti bunga, kue ini biasanya disajikan dengan sup harira yang terkenal beraroma, karena terbuat dari buncis, miju-miju, tomat dan banyak rempah.
Jika tidak sempat membuat sendiri di rumah, masyarakat Maroko biasanya akan membeli chebakia di pasar tradisional. Kudapan ini biasanya dijual di toko-toko kecil yang juga menjua aneka camilan manis lainnya, termasuk baklava.