Liputan6.com, Jakarta Isu sampah tiap tahun selalu ada dan terus bertambah. Dampak dari sampah itu merugikan banyak pihak, termasuk di antaranya biota laut dan lingkungan lainnya.
Terkait penanganan sampah ini, PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna), bersama masyarakat dan puluhan aktivis lingkungan yang berasal dari 20 organisasi lingkungan hidup, berkolaborasi untuk membangun kesadaran bersama dalam mengatasi masalah sampah puntung rokok di Surabaya.
Advertisement
Kolaborasi yang dibangun dari berbagai sektor ini diharapkan bisa menjawab berbagai persoalan penanganan sampah terpadu dari hulu sampai hilir di berbagai kota. Dengan demikian, hal ini dapat menumbuhkan kesadaran bersama untuk peduli terhadap sampah, dimulai dari lingkungan paling kecil di Kota Pahlawan.
"Berdasarkan banyak kajian tentang sampah, puntung rokok teridentifikasi sebagai bagian di dalamnya," kata Stakeholder Relation and CSR Facilities Manager Sampoerna Indra Refipal Indra dalam keterangannya, Minggu (27/5/2019).
Dia menuturkan jika secara global, penanganan sampah mendapat perhatian dari semua pihak. Semua ini sebagai wujud dan tanggung jawab Sampoerna dalam menjaga kelestarian lingkungan. "Ada sisi edukasi, serta menyiapkan tempat sampah yang bisa mengubah perilaku masyarakat," ucapnya.
Indra juga menjelaskan, pihaknya tentu tidak bisa kerja sendiri. Semua pihak harus bergandengan tangan agar gerakan bersama dalam menangani persoalan sampah dapat memberikan hasil maksimal.
"Ketika semua pihak bisa berjalan bersama, maka penanganan sampah bisa dilakukan dengan konsisten. Termasuk sampah puntung rokok," ungkapnya.
Pertemuan dengan komunitas di Surabaya memberikan harapan tentang inisiatif baru yang bisa dilakukan di masyarakat. Termasuk edukasi serta mengubah kebiasaan masyarakat dalam membuang sampah puntung rokok secara sembarangan.
Sampoerna berkomitmen untuk mengurangi dampak negatif sampah yang dihasilkan dari pasca-konsumen, termasuk masalah puntung rokok. Salah satunya dengan meluncurkan kampanye #SayaAjaBisa dan #PuntungItuSampah untuk mengedukasi perokok dewasa serta mendorong mereka untuk membuang puntung rokok di tempat yang tepat.
Perusahaan dikatakan menyadari kalau edukasi ini tak hanya dilakukan dari satu sektor saja. Sehingga membutuhkan kolaborasi dengan komunitas masyarakat, aktivis lingkungan serta media secara luas di berbagai daerah di Indonesia.
Aktivis Lain
Mega Olivia, Aktivis Peduli Sungai Surabaya menjelaskan, sudah menjadi rahasia umum kalau sungai menjadi tempat pembuangan sampah raksasa di berbagai daerah. Makanya tak heran kalau di sepanjang bantaran sungai maupun di pintu-pintu air yang ada di Surabaya seperti Jagir maupun Gunungsari selalu ada tumpukan sampah. Termasuk juga terdapat sampah puntung rokok yang menyesak di bibir sungai.
Tantangan awal untuk gerakan membuang sampah puntung rokok memang kesadaran dari warga. Mereka belum memiliki kebiasaan untuk membuang puntung rokok di tempat yang benar. Sehingga anggapan mereka puntung rokok bisa bebas dibuang di mana saja.
“Kampanye tentang kesadaran untuk membuang puntung rokok di tempat sampah harus dilakukan secara intens. Sehingga ada kesadaran baru yang bisa terbangun di masyarakat,” ucapnya.
Fandy Ragil, Founder Komunitas Dinding Rupa menjelaskan, banyak sekali kebiasaan warga yang memilih membuang puntung rokok ke tembok-tembok rumah.
"Saya setuju dengan gerakan bersama semua pihak seperti Anti-Littering Community ini. Kalau tak ada asbak, maka puntung itu bisa dikantongi," jelasnya.
Pihaknya siap untuk memberikan kampanye kesadaran warga dalam membuang puntung rokok di tempat sampah melalui mural di sepanjang jalanan Kota Surabaya.
Yunita Lestari Ningsih, Kader Lingkungan Kec Lowokwaru Kota Malang mengatakan, butuh inovasi dalam menghadapi tumpukan putung rokok. Salah satunya bisa dipakai untuk produksi barang multiguna lainnya.
"Saya mencoba untuk membuat batu bata dan paving dari puntung rokok. Sama seperti popok bayi yang dibuat paving," katanya.
Gerakan #SayaAjaBisa dan #PuntungItuSampah sendiri sudah dilakukan di berbagai kota. Sebelum di Kota Surabaya, kegiatan ini juga dilakukan di Bali pada 4 Mei lalu, dan mendapat dukungan dan respon positif dari masyarakat dan pemerintah.
Advertisement
Bangun Kesadaran
Agnesia Wulandow, Koordinator Sea Soldier Surabaya menuturkan, untuk membangun kesadaran dalam penanganan sampah memang butuh kerja dari berbagai pihak. Penanganan sampah tentu tidak hanya mengandalkan dari pemerintah saja. Sehingga ada kesadaran yang terbangun secara masif di tingkat masyarakat.
“Harus ada gerakan yang memulai serta mengedukasi di masyarakat. Sehingga sejak dini mereka sudah bisa memahami bahaya sampah,” ujar Agnesia.
Ia melanjutkan, sampah puntung rokok sendiri sampai saat ini menjadi persoalan yang belum terpecahkan. Bahkan, sampah ini mudah dijumpai di sepanjang pantai serta laut yang ada di Indonesia. Termasuk juga sungai-sungai yang membentang di sepanjang kawasan Kota Surabaya.