Liputan6.com, London - Ulama Inggris berbasis di London, Ajmal Masroor memberikan nasehat untuk pesepak bola Muslim menjalani ibadah puasa Ramadan saat tampil di final Liga Champions musim ini.
Final kali ini mempertemukan dua tim Inggris, yakni Liverpool melawan Tottenham Hotspur di Estadio Wanda Metropolitano, Madrid, 2 Juni mendatang.
Baca Juga
Advertisement
Dari dua tim yang akan tampil di partai final Liga Champions, ada enam pemain Muslim yang bakal berjibaku di Madrid. Empat di antaranya merupakan pemain Liverpool, yakni Mohamed Salah, Sadio Mane, Xherdan Shaqiri, dan Naby Keita.
Sedangkan dua pemain Muslim lainnya berada di kubu Tottenham Hotspur, yakni Moussa Sissoko dan Serge Aurier.
Jelang final Liga Champions itu, Masroor yang juga merupakan anggota Dewan Muslim Inggris, menegaskan kepada pemain bola Muslim, puasa Ramadan merupakan kewajiban. Dia mengatakan, berpuasa tidak akan membahayakan penampilan mereka di lapangan.
"Dalam Ramadan, hanya ada pengecualian kepada Anda yang sakit atau bepergian. Anda dapat menggantinya di hari-hari tertentu," katanya, dikutip dari Goal.
"Jika seorang pemain sepak bola mengatakan kepada saya seperti ini: 'Saya tidak dapat memenuhi kewajiban profesional saya jika berpuasa.' Tentunya, saya tidak dapat menganggap ini sebagai alasan yang dapat diterima."
"Petugas pemadam kebakaran harus berpuasa, petugas polisi harus berpuasa, guru sekolah harus berpuasa di bulan Ramadan. Ini (berpuasa di final Liga Champions) adalah bagian dari tantangan yang Anda hadapi," ujar Masroor.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Tak Bisa Diganti
Masroor memastikan, puasa Ramadan tidak bakal menghancurkan karier pesepakbola. Dia mengatakan, doa-doa orang berpuasa bakal didengar lebih cepat dari Allah.
"Jika seorang pemain bola menghasilkan 100 ribu pound sterling seminggu, tapi malah mengatakan bahwa puasa selama satu bulan akan membahayakan kariernya, itu tidak benar-benar valid," ucapnya.
"Satu bulan doa dan puasa yang dikalani penuh mungkin sangat bermanfaat bagi pemain itu. Saya pikir jika kita akan benar-benar multikultural, maka klub dan pelatih harus beradaptasi dengan pemain Muslim yang beribadah selama Ramadan."
Advertisement