Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan harga bahan pangan selama Ramadan cenderung terkendali. Hal ini merupakan hasil sinergi antara pihak terkait dalam mendorong produksi pangan dan menambah pasokan di pasaran melalui operasi pasar.
Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Kementerian Pertanian (Kementan) Ketut Kariyasa mengatakan, peningkatan produksi pertanian tercatat dalam data Badan Pusat Statistik (BPS). Khususnya sektor hortikultura yang terus tumbuh secara meyakinkan.
Advertisement
"Selama empat tahun ini, PDB hortikultura tumbuh positif dan membanggakan. Kenaikan juga terjadi pada kuartal I tahun 2019," ujar dia di Jakarta, Minggu (26/5/2019).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), PDB sektor pertanian tahun 2013 nilainya mencapai Rp 847,8 triliun. Dua tahun berlalu, angka tersebut terus meningkat tajam masing-masing sebesar Rp 880,4 triliun dan Rp 906,8 triliun.
Selanjutnya, PDB tahun 2016 dan 2017 juga meningkat, masing-masing sebesar Rp 936,4 triliun dan Rp 969,8 triliun. Demikian juga dengan tahun 2018, nilainya tumbuh sebesar 3,7 persen atau Rp 1.005,4 triliun. Angka tersebut bahkan melebihi target yang ditetapkan, yakni sebesar 3,5 persen.
"PDB Pertanian pada kuartal I 2019, tubuh positif sebesar 19,67 persen. Angka ini lebih baik jika dibandingkan kuartal sebelumnya yang hanya 1,15 persen," kata dia.
Sementara itu, Pengamat Pertanian, Rachmat Pambudy mengungkapkan, meningkatnya produksi pertanian selama ini tidak lepas dari keseriusan Kementan dalam menyiapkan sarana dan prasaran pertanian di daerah, seperti alat mesin pertanian (alsintan) embung, irigasi, jalan desa dan ekstensifikasi pertanian.
"Beliau (Menteri Pertanian) juga pengembangan jagung secara besar-besaran. Pengembangan bawang merah, bawang putih, sapi daging dan ayam buras dalam program SIWAB," tandas dia.
Operasi Pasar Pemerintah Jaga Harga Pangan Stabil Selama Ramadan
Operasi pasar yang digelar pemerintah mendapat sambutan baik dari pelaku usaha dan pedagang pasar. Keberadaan operasi pasar ini membuat harga bahan kebutuhan pokok dan sayuran stabil selama Ramadan dan jelang Lebaran nanti.
Distributor Pasar Induk Kramat Jati, Alim mengatakan, saat ini harga komoditas di pasar induk tersebut terpantau dalam kondisi stabil. Mulai dari bawang putih, bawang merah, cabai rawit dan sejumlah jenis sayuran hampir tidak mengalami kenaikan.
Menurut dia, ini terjadi setelah pemerintah menggelar operasi pasar guna menjaga pasokan dan menstabilkan harga. "Operasi pasar pemerintah sangat berdampak pada kestabilan harga pasar," ujar dia di Jakarta, Minggu (26/5/2019).
Alim mengatakan jika terjadi kenaikan harga, biasanya hanya di beberapa pasar kecil dan tradisional. Kenaikannya pun menurut dia masih dalam kondisi yang wajar.
"Kenaikan ini karena pedagang juga mau mengambil untung, walaupun hanya sedikit. Saya kira wajar karena mereka berjualan,” katanya.
Pada pekan ketiga Ramadan 2019 harga sejumlah bahan pokok bahkan sempat tercatat turun. Berdasarkan pantauan dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) nasional sejumlah bahan kebutuhan pokok yang harganya turun.
Delapan bahan kebutuhan pokok tersebut antara lain beras kualitas medium I turun dari pekan sebelumnya menjadi Rp 10.450 per kilogram (kg), ayam tercatat turun Rp 1.400 dibanding Senin pekan kedua Ramadan.
Kemudian, telur ayam turun Rp 200 dibandingkan dua pekan awal Ramadan dan bawang merah yang turun Rp 1.400 per kg.
Advertisement
Stabilkan Harga Daging, Operasi Pasar Digelar di Jakarta
Sekjen Perkumpulan Penyelenggara Jasaboga Indonesia (APJI) Diana Dewi mengatakan pihaknya akan terus menggelar operasi pasar daging di Jakarta sampai dengan H-1 lebaran.
"Operasi pasar terus dilakukan sejak awal Ramadhan sampai dengan H-1 lebaran untuk menstabilkan harga daging di Jakarta dan sekitarnya," kata Diana dalam acara buka puasa bersama 1.000 anak yatim bertempat di Jakarta Utara, Jumat (24/5).
Diana memperkirakan permintaan daging akan meningkat di Ramadhan dan Lebaran 2019 dibandingkan tahun 2018.
"Saya berharap pemerintah segera membuka keran impor daging untuk mengantisipasi meningkatnya permintaan menjelang lebaran, sebab stok yang ada sekarang hanya untuk empat bulan, sementara menjelang Lebaran biasanya permintaan naik tiga kali lipat," ujar Diana.
Operasi pasar daging sapi dan kerbau beku ini dilaksanakan di seluruh wilayah Jakarta ditambah dengan Depok, Bekasi dan Bogor dengan 100 titik lokasi diselenggarakan sejak awal Ramadhan sampai nanti H-1.
Daging beku operasi pasar dijual dengan harga Rp70.000 per kilogram, sedangkan harga normal di pasar saat ini di kisaran Rp80.000 per kilogram.
Diana memperkirakan permintaan daging akan terus meningkat sampai menjelang lebaran. Apalagi berdasarkan data telah terjadi kenaikan daya beli masyarakat Jakarta sebesar 10 persen.
Diana juga menyampaikan saat H-1 nanti melalui Toko Daging Nusantara di Kranggan Bekasi akan digelar pasar murah daging beku dengan harga Rp 65.000 per kilogram.
Hanya saja jumlahnya akan dibatasi mengingat stok yang tersedia untuk operasi pasar murah itu hanya 5 ton.
Diana mengatakan untuk stabilitas harga daging sapi sulit untuk mengandalkan sapi dan kerbau lokal. Untuk itu pemerintah harus segera membuka keran impor khususnya dari Selandia Baru.
"Memang pemerintah tengah melaksanakan program pembiakan sapi lokal melalui inseminasi buatan, namun hasilnya tentu baru akan terlihat dalam waktu dua atau tiga tahun mendatang," ujar Diana.
"Selama ini konsumsi daging di Indonesia rata-rata berkisar 2,5 kilogram per kapita, namun biasanya menjelang lebaran ini konsumsi ini meningkat tiga kalinya," ujar dia.
Untuk anak yatim yang diundang, Diana mengatakan berasal dari berasal dari seluruh wilayah Jakarta ditambah Depok dan Bekasi masing-masing diberikan santunan berupa bingkisan dan uang.