Kumandang Lantunan Ayat Suci Alquran dan Pelajaran Toleransi di Tengger

Desa yang berpenduduk kurang lebih 1500 jiwa ini terbagi menjadi empat dusun. Bahkan selama bulan ramadan ini setiap harinya tersebar suara tadarus dari anak anak warga di sana.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 27 Mei 2019, 01:02 WIB
Warga Tengger mendaki Gunung Bromo membawa persembahan hasil bumi selama Festival Yadnya Kasada di Probolinggo, Jawa Timur (10/7). Warga Tengger melakukan ritual lempar hasil bumi sebagai wujud syukur pada Sang Hyang Widi. (AFP Photo/Juni Kriswanto)

Liputan6.com, Probolinggo - Suku Tengger Bromo, indentik dengan pemeluk agama Hindu. Namun ada satu desa di Tengger Bromo yang mayoritasnya memeluk agama Islam. Yakni berada di Desa Wonokerto Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.

Bahkan saat ini di desa tersebut masyarakatnya tengah menjalankan ibadah puasa Ramadan.

Menurut pengakuan Sugeng, tokoh masyarakat Suku Tengger, di desanya mayoritas sudah memeluk agama Islam bahkan saat ini desanya sudah dinobatkan sebagai kampung Qur'an.

"Masyarakat di sini sudah banyak yang bisa mengaji. Antusias masyarakat untuk mendalami ilmu Al-Quran sejak tahun 2011 silam dengan berdirinya sebuah surau yang didirikan oleh warga setempat," jelasnya, Minggu (26/5/2019).

Desa yang berpenduduk kurang lebih 1500 jiwa ini terbagi menjadi empat dusun. Bahkan selama bulan Ramadan ini setiap harinya lantunan suara tadarus dari anak-anak warga di sana mengumandang di Tengger.

"Meski suku Tengger mayoritas beragama Hindu, namun toleransi beragama terbangun di sini," jelasnya.


Toleransi

Aktivitas Ramadan Muslim Suku Tengger Bromo di Tengah-Tengah Umat Hindu (Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Sugeng mengaku, Desa Wonokerto terletak berapa di tengah desa suku Tengger penganut agama Hindu di kecamatan Sukupara.

"Dengan total warga Tengger di Kecamatan Sukapura tersebar di 12 Desa antara lain, Desa Sukapura, Sapikerep, Wonokerto, Ngadas, Jetak, Wonotoro, Kedasih, Ngepung, Sariwani, Ngadirejo, Ngadisari, Pakel," tegasnya.

Sugeng mengaku, toleransi beragama di daerah terlihat, ketika ada kegiatan keagamaan umat Hindu, masyarakat suku Tengger yang beragama Islam tetap menghormati seperti perayaan hari raya karo.

Begitu juga dengan umat Hindu kepada islam saat perayaan idul Fitri mereka juga melakukan silaturahmi meski beda agama.

"Meski agama berbeda di dalam tubuh suku Tengger. Namun adat istiadat suku Tengger tetap dijalani," tutupnya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya