Sekjen PDIP: Kalah Pemilu Bukan Akhir Segalanya

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, pihak yang menang harus menggunakan kemenangan itu untuk menjalankan amanat rakyat yakni membangun bangsa dan negara.

oleh Liputan6.com diperbarui 27 Mei 2019, 07:15 WIB
Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto memberi keterangan terkait Pemilu 2019 saat jumpa pers di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Selasa (16/4). Kelima, Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri memerintahkan jajarannya memenangkan pilpres dan pileg sebagai satu tarikan napas perjuangan. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengatakan, kalah dalam pemilu bukan akhir dari segalanya. Sebab, pemilu merupakan proses demokrasi untuk memilih pemimpin yang dilakukan secara periodik setiap lima tahun.

"Kalau pada pemilu saat ini belum berhasil, agar berjiwa besar dan tampil lagi pada pemilu berikutnya," kata Hasto Kristiyanto usai kegiatan diskusi peringatan Nuzulul Qur'am "Pesan Perdamaian dalam Alquran" di kantor DPP PDI Perjuangan, Lenteng Agung, Jakarta, Minggu, seperti dilansir Antara, Senin (27/5/2019).

Menurut Hasto, PDIP dua kali kalah dalam pemilu yakni pemilu presiden 2004 dan pemilu presiden 2019. Akan tetapi, partai menerimanya secara sportif dengan jiwa besar.

"Kami pernah dua kali kalah dalam pemilu. Konsekuensinya, kami tidak ikut di pemerintahan. Namun, PDI Perjuangan tetap survive karena adanya semangat kolektivitas di internal partai," katanya.

Menurut Hasto, PDIP juga berharap semua pihak memiliki pandangan bahwa kalah dalam pemilu bukan akhir segalanya.

"Karena, kalah atau menang dalam pemilu, sama-sama memiliki tanggung jawab yang besar bagi bangsa dan negara," kata Sekjen PDIP ini.

Saksikan video pilihan di bawah ini


Amanat

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto (tengah) didampingi Kepala BSPN PDIP Arif Wibowo dan Ketua Bidang Bappilu DPP PDI Perjuangan (PDIP), Bambang DH saat mengumumkan hasil pemilihan presiden 2019 dan legislatif di kantor DPP PDIP, Jakarta Pusat, Senin (22/4). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Pihak yang menang, kata dia, harus menggunakan kemenangan itu untuk menjalankan amanat rakyat yakni membangun bangsa dan negara.

"Pihak yang kalah juga harus agar memperbaiki dan mempersiapkan diri untuk mengikuti lagi pemilu pada lima tahun berikutnya," katanya.

Karena itu, untuk proses kontestasi pemilihan pemimpinan setiap lima tahun, kata dia, jangan sampai mengorbankan persatuan bangsa yang telah dibangun sejak Indonesia merdeka.

Pada konteks tersebut, kata Hasto, maka Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) salah satu Ormas PDI Perjuangan menyelenggarakan diskusi pada peringatan Nuzulul Quran dengan tema, "Pesan Perdamaian dalam Alquran".

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya