Liputan6.com, Jakarta - Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengatakan, kalah dalam pemilu bukan akhir dari segalanya. Sebab, pemilu merupakan proses demokrasi untuk memilih pemimpin yang dilakukan secara periodik setiap lima tahun.
"Kalau pada pemilu saat ini belum berhasil, agar berjiwa besar dan tampil lagi pada pemilu berikutnya," kata Hasto Kristiyanto usai kegiatan diskusi peringatan Nuzulul Qur'am "Pesan Perdamaian dalam Alquran" di kantor DPP PDI Perjuangan, Lenteng Agung, Jakarta, Minggu, seperti dilansir Antara, Senin (27/5/2019).
Advertisement
Menurut Hasto, PDIP dua kali kalah dalam pemilu yakni pemilu presiden 2004 dan pemilu presiden 2019. Akan tetapi, partai menerimanya secara sportif dengan jiwa besar.
"Kami pernah dua kali kalah dalam pemilu. Konsekuensinya, kami tidak ikut di pemerintahan. Namun, PDI Perjuangan tetap survive karena adanya semangat kolektivitas di internal partai," katanya.
Menurut Hasto, PDIP juga berharap semua pihak memiliki pandangan bahwa kalah dalam pemilu bukan akhir segalanya.
"Karena, kalah atau menang dalam pemilu, sama-sama memiliki tanggung jawab yang besar bagi bangsa dan negara," kata Sekjen PDIP ini.
Saksikan video pilihan di bawah ini
Amanat
Pihak yang menang, kata dia, harus menggunakan kemenangan itu untuk menjalankan amanat rakyat yakni membangun bangsa dan negara.
"Pihak yang kalah juga harus agar memperbaiki dan mempersiapkan diri untuk mengikuti lagi pemilu pada lima tahun berikutnya," katanya.
Karena itu, untuk proses kontestasi pemilihan pemimpinan setiap lima tahun, kata dia, jangan sampai mengorbankan persatuan bangsa yang telah dibangun sejak Indonesia merdeka.
Pada konteks tersebut, kata Hasto, maka Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) salah satu Ormas PDI Perjuangan menyelenggarakan diskusi pada peringatan Nuzulul Quran dengan tema, "Pesan Perdamaian dalam Alquran".
Advertisement