Layani Mudik, 524 Pesawat Dinyatakan Layak Terbang

Saat ini 266 total ekstra flight yang telah disetujui oleh Kemenhub untuk mendukung pelayanan angkutan lebaran domestik dan 45 extra flight untuk rute internasional.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 27 Mei 2019, 09:00 WIB
Pesawat milik sejumlah maskapai terparkir di areal Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (16/5/2019). Pemerintah akhirnya menurunkan tarif batas atas (TBA) tiket pesawat atau angkutan udara sebesar 12-16 persen yang berlaku mulai Kamis hari ini. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Polana B Pramesti terus melaksanakan ramp check guna memastikan kesiapan bandara, maskapai penerbangan, beserta stakeholder penerbangan terkait dalam menghadapi arus mudik angkutan lebaran Tahun 2019.

Ramp check tersebut dimulai dengan pemeriksaan terhadap kesiapan armada pesawat yang dilakukan secara random.

Dari pengecekan tersebut, dari 542 armada angkutan udara, 92 persen dipastikan dapat digunakan untuk melayani kebutuhan angkutan Lebaran 2019. Pesawat tersebut milik maskapai Garuda Indonesia, Batik Air, Sriwijaya Air, Lion Air, Citilink, Air Asia Indonesia, Wing Air, NamAir, Trigana Air, TransNusa, Susi Air, Xpress Air.

Selain itu, Polana beserta jajaran juga melakukan inspeksi di Airport Operation Control Center (AOCC) guna memastikan bahwa operation control dari bandara terkait pelayanan di bandara berjalan efektif.

AOCC merupakan fasilitas pengelolaan sistem bandara yang di dalamnya banyak stakeholder terdiri dari PT Angkasa Pura II, maskapai, CIQ, Ground Handling Agent, Pertamina hingga Air Traffic Control.

“Dalam tinjauan yang dilakukan terdapat koordinasi yang baik antar stakeholder di bandar udara seperti penyelenggara bandara, maskapai, AirNav, groundhandling, Bea Cukai. Kolaborasi dan berkoordinasi sangat penting dilakukan, karena jika ada kejadian langsung dapat segera dicarikan solusi melalui Airport Collaboration Decision Making (A-CDM)”, jelas Polana dalam keterangannya, Senin (27/5/2019).

Polana menyebutkan dalam AOCC yang memiliki 2150 CCTV terdapat ruang control terpadu, keamanan, crisis center.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Perawatan Pesawat

Teknisi tengah melakukan perbaikan pesawat di Hanggar 4 GMF, Tangerang, Jumat (6/11/2015). Untuk mendukung operasional hanggar tersebut dibutuhkan setidaknya ratusan teknisi hingga akhir tahun.(Liputan6.com/Angga Yuniar)

Selain ke AOCC, Dirjen Hubud melakukan inspeksi ke PT Garuda Maintenance Facility AeroAsia (GMF) untuk melihat cara kerja teknik penerbangan dalam melakukan perawatan pesawat. GMF merupakan salah satu industri perawatan pesawat terbang.

GMF AeorAsia dapat melakukan perawatan jenis pesawat meliputi: Boeing 737 Classic, Boeing 777, ATR, Boeing 737 New Generation, Airbus A320, Bombardier CRJ, Boeing 747, Airbus A330, Airbus A320Neo dengan ragam jasa perawatan pesawat meliputi:

Base Maintenance

Line Maintenance

Component Service

Engine Maintenance

Training Center

Cabin Maintenance.

 


ATC

Pembangunan Tower Air Traffic Controller (ATC)‎ di Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Rabu (13/7). Angkasa Pura II terus kebut pembangunan ATC dengan target penyelesaian tower 1 minggu mendatang. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Ramp check juga dilakukan di Jakarta Air Traffic Service Center (JATSC), dalam pelaksanaannya Polana melihat secara langsung pelayanan penyelenggara teknis dalam memberikan layanan yang baik bagi pengguna jasa angkutan udara.

Menurut Polana, Tower Air Traffic Controller (ATS) yang merupakan pusat kendali lalu lintas pelayanan transportasi udara ini perlu meningkatkan pelayanan dan pengamanan selama arus mudik Lebaran.

Untuk diketahui saat ini 266 total ekstra flight yang telah disetujui oleh Kemenhub untuk mendukung pelayanan angkutan lebaran domestik dan 45 extra flight untuk rute internasional. Perkiraan puncak arus mudik Lebaran pada 31 Mei 2019 serta puncak arus balik pada 9 Juni 2019.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya