Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah berkomitmen untuk pengembangkan industri petrokimia dalam negeri agar semakin berdaya saing di kancah global.
Salah satu upayanya melalui penyiapan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten sesuai kebutuhan di industri tersebut.
Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Haris Munandar mengatakan, pemerintah bertekad mendorong penumbuhan industri petrokimia melalui peningkatkan investasi. Sehingga dapat mensubstitusi produk impor dan memacu nilai ekspor.
"Sasaran ini perlu ditopang penyiapan para tenaga kerja industri yang kompeten agar lebih produktif dan inovatif," ujar dia di Jakarta, Senin (27/5/2019).
Baca Juga
Advertisement
Dia mengungkapkan, nantinya pembangunan Politeknik Industri Petrokimia ini akan berdiri di atas lahan seluas dua hektare yang telah dihibahkan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (CAP) di Serang, Banten.
"Politeknik ini merupakan milik bersama demi kemajuan industri petrokimia di Indonesia. Penyelenggaraan politeknik ini harus dilakukan secara bersama-sama antara Kemenperin dengan industri, mulai dari penyusunan kurikulum, rekrutmen calon mahasiswa, penyelenggaraan pendidikan, praktik kerja di Industri, hingga penempatan kerja lulusan pada perusahaan industri," ujar dia.
Haris menjelaskan, tiga program studi jenjang D3 yang akan dijalankan, sesuai kompetensi yang dibutuhkan saat ini. Program studi itu, teknologi proses industri petrokimia, teknologi mesin industri petrokimia, dan teknologi instrumentasi industri petrokimia.
Politeknik Industri Petrokimia akan dilengkapi dengan workshop dan laboratorium serta teaching factory dengan mesin dan peralatan yang sesuai dengan kondisi di Industri.
"Dengan begitu, pada saat praktik kerja di Industri, mahasiswa telah memiliki bekal pengetahuan dan keterampilan yang cukup dan lulusan yang dihasilkan benar-benar siap kerja," tutur dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Selanjutnya
Sementara itu, Vice President of Corporate Relation CAP, Suhat Miyarso mengatakan, kebutuhan tenaga kerja di sektor industri petrokimia sangat besar.
Kebutuhan pekerja di sektor hulu dan menengah membutuhkan sekitar 10 ribu orang dan sebagian besar untuk kebutuhan operator yang setingkat diploma tiga (D-3) berkompeten.
"Kalau dari S-1 sudah banyak, tetapi untuk D-3 kami kesulitan, apalagi ada rencana untuk melakukan ekspansi pabrik," kata dia.
Suhat menjelaskan, lahan yang dihibahkan kepada Puslitbang Kemenperin nantinya akan dibangun politeknik dengan program studi khusus di bidang petrokimia. Tujuannya mencetak lebih banyak lagi tenaga D-3 yang banyak dibutuhkan industri petrokimia di Kota Cilegon, Banten.
Dengan lahan seluas 2 hektare (ha) berlokasi di kawasan wisata Anyer sekitar 3-4 kilometer dari lokasi pabrik CAP, nantinya Balitbang Kemenperin yang akan menjadi lokasi pembangunan Politeknik Negeri Petrokimia, serta pengajarnya dari PT CAP dan perusahaan yang tergabung sebagai anggota Asosiasi Industri Olefin, Aromatik, dan Plastik Indonesia (Inaplas).
"Lulusan dari Politeknik Negeri Petrokimia ini nantinya dapat langsung berkerja di industri-industri petrokimia yang ada di Kota Cilegon. Kalau kami dari Chandra Asri membutuhkan setidaknya 50 sampai 100 tenaga D-3 Petrokimia seiring dengan rencana perluasan usaha. Persoalannya tenaga D-3 yang khusus di bidang tersebut sangat sedikit jumlahnya," ungkap dia.
Suhat mengatakan setelah tanah tersebut dihibahkan, maka Kemenperin langsung mendirikan bangunan diperkirakan pada tahun 2018 sudah dapat direalisasikan, dengan demikian penerimaan mahasiswa baru sudah dapat dilaksanakan di 2019.
"Saat ini konstruksi pembangunan Politeknik sudah dimulai, tanahnya sudah diratakan," tandas dia.
Advertisement