4 Potret Mobil Masjid Bikinan Jepang Untuk Olimpiade 2020

Mobil masjid ini disediakan oleh Jepang agar nantinya para atlet muslim tidak susah untuk mencari tempat ibadah yang nyaman.

oleh Muhammad Fahrur Safi'i diperbarui 28 Mei 2019, 10:20 WIB
Sebuah mobil masjid yang akan digunakan dalam Olimpiade Tokyo 2020 (Sumber: Standar)

Liputan6.com, Jakarta Sebentar lagi Olimpiade 2020 akan segera tiba. Pagelaran ajang olahraga internasional ini secara resmi akan diselenggarakan di Tokyo, Jepang pada 24 Juli-9 Agustus 2020.

Tokyo diumumkan sebagai kota tuan rumah dalam sidang IOC ke-125 di Buenos Aires, Argentina, pada tanggal (7/9/2013). Dengan terpilihnya Jepang sebagai tuan rumah penyelenggara Olimpiade 2020, tentu Negara Matahari Terbit ini sedang bersiap-siap untuk menyambut momen ajang internasional ini dengan sebaik-baiknya.

Salah satunya adalah mempersiapkan sebuah mobil masjid yang nantinya digunakan untuk para atlet muslim agar tetap bisa menjalankan ibadahnya.

Berikut potret mobil masjid yang kreasi Jepang untuk acara Olimpiade 2020 sebagaimana Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (28/5/2019).


Mobil Masjid akan ditempatkan di kampung atlet

Para tamu memotong pita saat peresmian truk masjid di Toyota Stadium, Jepang, Senin (23/7). Truk masjid untuk Olimpiade 2020 ini berkapasitas hingga 50 orang. (Mobile Mosque Executive Committee via AP)

Diperkirakan 100.000 hingga 200.000 Muslim saat ini tinggal di Jepang. Yasuharu Inoue, selaku Pimpinan proyek ini mengatakan masjid keliling perusahaannya dapat melakukan perjalanan ke berbagai tempat Olimpiade untuk menyediakan tempat ibadah bagi umat Islam selama turnamen berlangsung.

Panitia penyelenggara menyebut bahwa mobil masjid itu sengaja dibuat untuk para atlet Muslim dan akan ditempatkan di perkampungan atlet. Kendati demikian, masjid ini tidak akan dipasang di stadium atau di sekitar arena pertandingan.


Agar memudahkan umat muslim dalam menjalankan ibadahnya

Pengunjung salat dalam truk masjid saat diresmikan di Toyota Stadium, Jepang, Senin (23/7). Truk masjid tersebut memakan biaya mencapai 1 juta yen atau sekitar Rp 130 juta. (Mobile Mosque Executive Committee via AP)

Masjid ini merupakan hasil modifikasi dari sebuah truk. Menariknya mobil masjid ini dilengkapi pula dengan pendingin ruangan (AC) dan berkapasitas untuk 50 orang yang hendak menjalankan salat berjamaah.

"The Mobile Mosques" merupakan antisipasi atas kekhawatiran atlet Muslim yang akan berlaga dalam ajang olahraga akbar tersebut. Mobil Masjid  pertama diresmikan awal pekan ini di luar Stadion Toyota, tempat sepak bola J-League di Toyota City, yang juga merupakan markas besar perusahaan mobil dengan nama yang sama.

Sementara itu, presiden perusahaan pembuat truk masjid di Yanai, Tetsuro Akimoto, mengharapkan 'masjid mobil' yang akan disiagakan di wisma atlet bisa menunjukkan keramahtamahan pemerintah Jepang terhadap atlet dan penonton beragama Islam.


Biaya yang dikeluarkan untuk mobil masjid

Truk masjid terparkir saat peresmian di Toyota Stadium, Jepang, Senin (23/7). Truk masjid ini disediakan untuk menjamu atlet muslim selama Olimpiade 2020. (Mobile Mosque Executive Committee via AP)

Perencanaan pembuatan mobil masjid seharga 100 juta yen atau sekitar Rp 13 miliar tersebut dilakukan dengan melibatkan para mahasiswa Muslim yang kuliah di Universitas Yamaguchi. Mereka juga diundang untuk melakukan uji coba 'masjid mobil'.

Tatsuya Sakaguchi, seorang tamu Jepang, menyatakan harapannya bahwa Masjid Bergerak akan membantu membuka pikiran orang di seluruh dunia.

"Melihat dari luar pada orang-orang di masjid, mereka tampak sangat bahagia," kata Sakaguchi, wakil direktur perusahaan ritel Osaka.


Mempromosikan perdamaian dunia

Bagian buritan truk masjid untuk atlet muslim pada Olimpiade 2020 mendatang (DW)

Inoue mengatakan inspirasi untuk proyek datang kepadanya dalam perjalanan ke Qatar empat tahun lalu.

Awalnya, penyelenggara proyek berencana untuk menargetkan acara olahraga internasional di Jepang dan luar negeri. Inoue berharap proyek ini akan melakukan lebih dari mengisi kesenjangan dalam infrastruktur keagamaan.

"Ke depan, saya akan sangat senang jika orang-orang dari Indonesia, Malaysia, Afrika, Timur Tengah dan, misalnya, para pengungsi yang datang dari Suriah dapat menggunakan masjid sebagai alat untuk mempromosikan perdamaian dunia," katanya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya