Liputan6.com, Singapura - Perusahaan Singapura membuka layanan kencan dengan tarif mulai dari Rp 800 ribu per kencan. Syaratnya tidak boleh ada kontak fisik di antara klien dan teman kencannya.
Dilansir dari Mothership, perusahaan bernama Maybe ini menyediakan pilihan pasangan kencan bagi klien. Tarif mulai dari 60 dolar Singapura atau Rp 800 ribu hingga 200 dolar Singapura atau Rp 2 juta (1 dolar Singapura = Rp 10.452).
Baca Juga
Advertisement
Ada ratusan wanita muda yang bisa diajak kencan lewat situs itu, sementara pilihan lelaki masih hanya ada empat orang saja. Pembayaran juga wajib dibayar via online dan tidak boleh pakai uang kas.
Aturan lain dari Maybe adalah tak boleh ada tukar kontak antara klien dan kencan, biaya kencan dibayar oleh klien, dan pertemuan hanya boleh di tempat umum. Uniknya, klien boleh mengajak teman untuk menyewa seorang kencan, sehingga bisa patungan.
Konsep perusahaan ini mirip dengan Oh My Oppa yang sudah muncul di Korea Selatan. Namun, perusahaan itu hanya menyewakan lelaki muda sebagai pemandu tur. Pemandu wanita juga ada, tetapi hanya bisa disewa oleh klien wanita saja.
Jasa rental pendamping ini juga telah lama berkembang di Jepang. Jasanya pun tak harus berorientasi pada kencan, klien bisa menyewa sahabat atau anggota keluarga. Para keluarga sewaan bisa membantu mencegah kesepian, memberi nasihat, hingga menemani ke acara sosial.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Pasangan yang Bertemu Lewat Aplikasi Kencan Bakal Bahagia?
Beralih ke fenomena aplikasi kencan yang sedang populer, mereka yang bertemu pasangan lewat internet atau aplikasi kencan, ternyata punya potensi untuk lebih bahagia. Temuan itu diungkap dalam sebuah studi terbaru belum lama ini.
Mengutip Times of India, studi yang dilakukan dalam beberapa tahun terakhir mengatakan, pasangan yang bertemu secara daring memiliki keuntungan yang lebih daripada pasangan yang bertemu di dunia nyata.
Temuan itu dipresentasikan di MIT Technology Review oleh Josua Ortega dari University of Essex, Inggris dan Philipp Hergovicg dari University of Vienna, Austria.
Pasangan yang bertemu secara daring memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk langgeng dalam pernikahan mereka dibanding yang bertemu dalam dunia nyata.
Penelitian ini dilakukan dengan cara menciptakan sepuluh ribu 'masyarakat acak' dan menerapkan beberapa algoritma untuk mengukur penyesuaian diri pasangan. Dari cara itu, ditemukanlah hasil yang telah terungkap di atas.
Advertisement
Memberi Waktu untuk Memahami
Penelitian serupa sudah banyak dilakukan, salah satunya di University of Chicago, Amerika Serikat.
Studi tersebut mempelajari lebih dari 19 ribu peserta. Hasilnya pasangan yang bertemu secara daring cenderung tidak bercerai. Mereka juga memiliki skor lebih tinggi dalam indeks kepuasan.
Selama ini, kencan daring memang memiliki reputasi buruk karena penggunanya hanya tertarik pada hubungan sesaat. Namun, sekitar 80 persen pengguna Tinder dilaporkan mencari hubungan yang serius.
Menurut para peneliti, ketika sadar menerima atau menolak sebuah profil di aplikasi kencan, berarti memberi waktu bagi diri sendiri dan orang lain untuk memahami orang tersebut. Anda lebih cenderung terlibat dengan orang tersebut, daripada yang ditemui secara acak di tempat umum.
Terlepas dari studi ini, penting juga diingat bahwa hubungan yang sehat juga dibangun atas dasar saling cinta dan menghargai satu sama lain.