Menteri Energi, Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Lingkungan dan Perubahan Iklim (MESTECC) Yeo Bee Yin (tengah) menunjukkan contoh limbah plastik dari Australia yang akan dikembalikan ke negara asal di Port Klang, sebelah barat Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa (28/5/2019). (Mohd RASFAN/AFP)
Pejabat Malaysia memeriksa kontainer berisi limbah plastik di Westports, Port Klang, sebelah barat Kuala Lumpur, Selasa (28/5/2019). Malaysia yang menjadi tempat pembuangan limbah plastik dunia mulai mengirim sampah plastik yang tidak dapat didaur ulang ke negara-negara asalnya. (Mohd RASFAN/AFP)
Kontainer berisi sampah plastik dari Australia siap dikirim kembali ke negara asal di Port Klang, sebelah barat Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa (28/5/2019). Malaysia menjadi tujuan alternatif utama untuk sampah plastik setelah China melarang impor limbah tersebut. (Mohd RASFAN/AFP)
Menteri Energi, Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Lingkungan dan Perubahan Iklim (MESTECC) Yeo Bee Yin (tengah) menunjukkan contoh limbah plastik dari Australia yang akan dikembalikan ke negara asal di Port Klang, sebelah barat Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa (28/5/2019). (Mohd RASFAN/AFP)
Kontainer berisi limbah plastik dari Australia siap dikirim kembali ke negara asal di Port Klang, Malaysia, Selasa (28/5/2019). Beberapa potongan plastik yang dikirim ke Malaysia melanggar Konvensi Basel, perjanjian PBB tentang perdagangan limbah plastik dan pembuangannya. (Mohd RASFAN/AFP)
Pejabat dan jurnalis Malaysia memeriksa kontainer berisi limbah plastik sebelum dikirim kembali ke negara asal di Port Klang, sebelah barat Kuala Lumpur, Selasa (28/5/2019). Malaysia mengembalikan limbah plastik yang tidak dapat didaur ulang dari negara-negara maju. (Mohd RASFAN/AFP)