Liputan6.com, Jakarta - Huawei dilaporkan sudah mengembangkan penggganti Android sejak beberapa tahun lalu. Nama untuk sistem operasi anyar ini pun sudah beberapa kali terungkap.
Terbaru, Huawei dilaporkan sudah bersiap untuk merilis sistem operasi tersebut. Informasi ini diketahui dari laporan Android Headlines beberapa waktu lalu.
Dikutip dari Phone Arena, Rabu (29/5/2019), Huawei diketahui telah mengajukan nama untuk sistem operasi tersebut ke badan pengurusan hak intelektual Eropa (EUIPO).
Adapun nama yang didaftarkan Huawei untuk sistem operasi ini adalah Huawei Ark OS, Huawei Ark, Ark, dan Ark OS.
Baca Juga
Advertisement
Kendati demikian, belum dapat dipastikan Huawei benar-benar akan merilisnya, sebelum resmi diperkenalkan.
Namun, nama ini disebut lebih umum untuk penggunaan di pasar global, ketimbang HongMeng OS--nama sistem operasi ini berdasarkan bocoran sebelumnya.
Hal unik lain dari laporan ini adalah Huawei ternyata mendaftarkan nama ini pada 24 Mei 2019, kurang dari seminggu sebelum Google menghentikan hubungan kerjasama dengan perusahaan asal Tiongkok tersebut.
Hal ini tentu menimbulkan beragam spekulasi. Salah satunya adalah Huawei memang sudah bersiap-siap untuk mengurangi ketergantungan dengan Android dan memilih merilis sistem operasi sendiri.
Sayang, hingga sekarang belum ada informasi lebih lanjut mengenai fitur dan kemampuan yang dimiliki sistem operasi ini.
Huawei Bersiap Tanpa Google
Sekadar informasi, Huawei sejak 2012 dilaporkan telah mengembangkan sistem operasi (OS) alternatif sendiri.
Dikutip dari Phone Arena, CEO Consumer Business Group Huawei, Richard Yu, memberikan beberapa informasi mengenai OS tersebut.
Menurut laporan media Tiongkok, OS tersebut saat ini bernama "HongMeng OS", bukan Kirin OS.
Diungkapkannya, OS tersebut akan segera siap pada musim gugur tahun ini. Jika semua berjalan lancar, Huawei Mate 30 Pro kemungkinan besar akan hadir dengan "HongMeng OS", bukan Android 10 Q seperti yang diperkirakan sebelumnya.
Namun jika melewati batas waktu, OS mobile Huawei itu kemungkinan akan debut melalui Huawei P40 Pro pada awal tahun depan.
OS tersebut tidak hanya untuk smartphone dan tablet, tapi juga laptop Huawei sebagai ganti Windows 10. Selain itu, juga berpotensi digunakan pada perangkat wearable, TV, bahkan mobil.
Advertisement
Langkah Darurat
Lebih lanjut, dalam sebuah wawancara dengan The Information, Richard mengakui akan segera "terpaksa" merilis ekosistem dan OS sendiri jika perusahaan tetap berada di dalam daftar hitam AS. \
Ia menilai keputusan AS pada pekan lalu itu sebagai "kejutan besar", dan tidak menyangka bahwa negara tersebut membatasi penggunaan Android.
"Ini (Android) adalah produk konsumen, yang tidak memiliki hubungan dengan masalah keamanan jaringan," tuturnya.
Bersamaan dengan laporan ini, The Information juga mempublikasikan beberapa temuannya terkait alternatif Android dari Huawei. OS tersebut dikenal secara internal sebagai "Project Z", dan saat ini masih jauh dari kata siap. Temuan ini tidak sejalan dengan laporan sebelumnya.
Selain itu, menurut sejumlah sumber, tujuan dari OS tersebut hanya untuk memperkuat perangkat Tiongkok Huawei ketika peralihan ke 5G telah selesai. Perusahaan tidak pernah memperkirakan kehilangan akses ke Android secara internasional.
Alhasil untuk pasar global, perusahaan kini dilaporkan menghadapi tantangan untuk menciptakan keseluruhan ekosistem aplikasi yang akan menarik minat konsumen tanpa memiliki akses ke AS. Tiongkok sendiri saat ini memiliki banyak aplikasi. meski sebagian besar layanan Google diblokir di negara tersebut.
(Dam/Isk)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: