Liputan6.com, Jakarta - Nike tak akan merilis versi sepatu Air Force 1 yang dimaksudkan untuk menghormati Puerto Rico. Pembatalan tersebut terjadi setelah sekelompok penduduk asli di Panama keberatan dengan salah satu desain tradisional mereka digunakan pada sepatu kets tersebut.
Dilansir dari Nbcdfw, Selasa (28/5/2019) perusahaan tersebut menyampaikan permintaan maaf: "Kami mohon maaf atas representasi yang tak akurat dari asal desain untuk Nike Air Force 1 'Puerto Rico' 2019. Akibatnya, produk ini tak lagi tersedia."
Baca Juga
Advertisement
Nike mengumumkan akan membatalkan rencana untuk meluncurkan sepatu kets Selasa lalu. Padahal, sepatu itu akan dirilis pada Juni 2019.
Orang-orang Guna, salah satu dari tujuh kelompok adat di Panama, hidup terutama di pantai Karibia dan secara tradisional menggunakan desain Mola.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Tak Minta Izin
Orang-orang Guna mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa perusahaan belum meminta izin untuk menggunakan desain. Hukum Panama mengakui hak kelompok adat atas kekayaan intelektual mereka.
"Kami tidak menentang mola kami yang dikomersialkan. Yang kami lawan adalah (penggunaan desain) dilakukan tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan kami," kata Belisario López, pemimpin tradisional komunitas Guna Yala.
López mengatakan, desainnya mewakili Bumi Pertiwi, karena desainnya didasarkan pada segala sesuatu yang bersifat alamiah. Tapi, ia mencatat desain "adalah gaun (gaya) khusus untuk wanita. Desain tersebut juga mendorong pengguna media sosial untuk memanggil Nike karena menyalahgunakan desain Mola.
Di tengah-tengah kontroversi yang menerpa Nike, penyanyi Latin Luis Fonsi dan pemain bola basket Carlos Arroyo sama-sama berpose dengan versi lain sepatu kets Nike yang menampilkan bendera Puerto Rico dan motif warna.
Advertisement