Liputan6.com, Jakarta - Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian mengatakan, pihaknya belajar dari kejadian rusuh pada 21 dan 22 Mei 2019, sehingga tak akan memberikan lagi diskresi kepada pihak-pihak yang ingin melakukan unjuk rasa sampai malam.
"Jadi tidak melakukan diskresi lagi. Jadi kita tolak mengizinkan ada kegiatan mobilisasi massa yang melanggar aturan seperti di Bawaslu. Kita tidak akan izinkan, apalagi malam hari," kata Tito di media center Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa (28/5/2019).
Advertisement
Dia pun menegaskan, semuanya akan dikembalikan sesuai aturan yang ada.
"Kita kembali pada aturan, bahwa aksi unjuk rasa tidak boleh mengganggu ketertiban publik, tidak boleh mengganggu hak asasi orang lain," ungkap Tito.
Dia juga sudah memberi tahu jajarannya, termasuk Kapolda Metro Jaya.
"Maka saya sudah menyampaikan kepada Kapolda Metro, kita kembali kepada tegakkan aturan," jelas Tito.
Dia juga menerangkan, banyak anggotanya yang terluka dari kejadian pada dua malam yang rusuh tersebut. Total mencapai 200 personel.
"Anggota kita pun kena luka. Sebanyak 237 sampai hari ini," ungkap Tito.
Menurut dia, bukan hanya luka-luka ringan. Tapi ada yang sampai tangannya bergeser dari engselnya.
"Sembilan orang di RS Polri, ada pecah giginya, ada yang lepas tangannya dari engselnya, tadi malam saya berkunjung. Lainnya masih rawat jalan," pungkas Tito.