Harga Emas Turun karena Dolar AS Kembali Menguat

Harga emas berjangka AS turun 0,1 persen ke USD 1.282,80 per ounce.

oleh Arthur Gideon diperbarui 29 Mei 2019, 06:45 WIB
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas beringsut menjauh dari puncak selama sepekan pada penutupan perdagangan Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta). Pendorong pelemahan harga emas ini karena dolar AS kembali disukai oleh investor sebagai instrumen safe haven dalam menghadapi perang dagang AS-China.

Mengutip CNBC, Rabu (29/5/2019), harga emas di pasar spot turun 0,2 persen ke level USD 1.282,73 per ounce, setelah menyentuh level tertinggi sejak 17 Mei di USD 1.287,32 pada sesi sebelumnya. Sedangkan harga emas berjangka AS turun 0,1 persen ke USD 1.282,80 per ounce.

“Pasar emas jelas kurang arah saat ini. Ada ketidakpastian di pasar keuangan sebenarnya bisa menjadi hal yan positif untuk harga emas. Tetapi pada saat yang sama pasar emas terus menghadapi tantangan dari dolar AS yang lebih kuat," kata analis Julius Baer, ​​Carsten Menke.

"Meskipun ada ketegangan perdagangan ini, emas tidak menarik investor untuk bisa menjadi instrumen safe-haven saat ini." tambah dia.

Dolar AS naik 0,2 persen terhadap sekeranjang mata uang utama setelah menyentuh level terendah sejak 16 Mei di 97,546 pada hari Jumat. Dolar AS muncul sebagai lindung nilai yang disukai dalam ketegangan perdagangan, mengulangi tren yang terlihat tahun lalu.

Presiden AS Donald Trump mengatakan pada hari Senin di sebuah konferensi pers dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe bahwa ia belum siap untuk membuat kesepakatan dengan China. Pernyataan tersebut mengaburkan harapan dari perjanjian perdagangan antara dua negara dengan perekonomian terbesar di dunia tersebut sehingga menekan harga emas.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:


Sisi Teknikal

Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Dari sudut pandang teknikal, analis melihat bakal ada sinyal positif dari harga emas untuk kembali bergerak di atas USD 1.290 per ounce, dengan ruang yang cukup besar dan bisa menyentuh level USD 1.300 per ounce.

"Untuk level dukungan ((support) pertama ditempatkan di USD 1.270 dan USD 1.266," kata analis ActivTrades, Carlo Alberto De Casa calam catatanya.

Di antara logam mulia lainnya, perak tergelincir 0,7 persen menjadi USD 14,48 per ons, sementara platinum naik tipis 0,5 persen hingga USD 809,73 oer ons.

Palladium naik 0,7 persen menjadi USD 1.345,90 per ounce, setelah mencapai level tertinggi sejak 15 Mei di USD 1.349 per ounce.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya