Maduro dan Guaido Akhirnya Berunding, Krisis Venezuela Segera Berakhir?

Untuk pertama kalinya, Presiden Venezuela Maduro berunding dengan oposisinya, Juan Guaido.

oleh Siti Khotimah diperbarui 29 Mei 2019, 09:00 WIB
Puluhan ribu demonstran antipemerintah menuntut pengunduran diri Presiden Venezuela Nicolas Maduro di Caracas, Venezuela, Sabtu (2/2). Krisis kekuasaan internal di Venezuela tengah mencapai titik terpanasnya. (AP Photo/Juan Carlos Hernandez)

Liputan6.com, Caracas - Pemerintah Venezuela yang dipimpin Nicolas Maduro dan oposisinya, Juan Guaido tengah dalam proses berunding untuk mengakhiri krisis yang terjadi selama berbulan-bulan, demikian menurut sejumlah sumber pada Selasa, 28 Mei 2019. Pembicaraan tersebut berlangsung di Norwegia.

Pemimpin oposisi yang didukung AS Juan Guaido, yang telah diakui oleh 50 negara sebagai presiden interim Venezuela, telah memimpin demonstrasi untuk menggulingkan Maduro selama berbulan-bulan. Pihaknya akhirnya setuju untuk berunding di bawah naungan Norwegia setelah pemberontakan tentara ditambah dengan protes jalanan gagal pada bulan lalu, sebagaimana dikutip dari situs Channel News Asia pada Rabu (29/5/2019).

Diplomat Norwegia mengatakan bahwa kedua pihak akan bertemu pekan ini di Norwegia, dalam pertemuan tatap muka pertama mereka sejak Guaido mengklaim kekuasaan pada Januari, tanpa menentukan tanggal atau tempat.

Sumber yang dekat dengan proses tersebut mengatakan kepada AFP bahwa perundingan sedang berlangsung di Oslo. Kementerian Luar Negeri Norwegia menolak memberikan komentar terkait hal tersebut.

Amerika Serikat mengatakan satu-satunya tuntutan dalam perundingan itu haruslah berfokus pada penurunan Nicolas Maduro.

Sementara Maduro yang menggambarkan oposisi sebagai "ekstremis" dan bekerja atas nama Amerika Serikat, berjanji untuk melakukan upaya untuk menyelesaikan krisis tersebut.

"Kami akan menunjukkan iktikad baik kami ... untuk dapat menemukan, berdasarkan platform yang disepakati bersama, solusi yang damai dan demokratis untuk membantu mengatasi konflik Venezuela," kata Maduro dalam pidato yang disiarkan televisi pada Senin.


AS Menolak Berbicara dengan Maduro

Presiden Amerika Serikat ke-45 Donald Trump (AP/Nicholas Kamm)

Sementara itu, Amerika Serikat telah menolak untuk berbicara dengan Maduro tentang apa pun kecuali masalah logistik, menyebut kepemimpinannya tidak sah. Meskipun tidak menolak pembicaraan di Oslo, Amerika Serikat bersikukuh dengan posisinya tersebut.

"Kami mencatat pembicaraan di Norwegia. Seperti yang telah kami katakan berulang kali, Amerika Serikat percaya satu-satunya hal untuk dinegosiasikan dengan Nicolas Maduro adalah syarat ia turun (dari pemerintahan)," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Morgan Ortagus kepada wartawan di Washington.

"Kami berharap pembicaraan di Oslo akan fokus pada turunnya Maduro sebagai prasyarat untuk kemajuan," lanjut sumber yang sama.

Presiden Donald Trump, yang telah menjadikan Venezuela sebagai bagian dari perjuangan yang lebih luas melawan sosialisme, telah berusaha untuk menggulingkan Maduro dengan memberlakukan sanksi ekonomi yang telah termasuk memotong pendapatan untuk perusahaan minyak milik Venezuela.

Jutaan rakyat Venezuela telah meninggalkan negara itu karena inflasi dan kesengsaraan ekonomi yang lebih luas telah membuat makanan dan persediaan dasar tidak dapat diperoleh oleh masyarakat.

Akan tetapi, Maduro masih menikmati dukungan dari Rusia, Cina, dan Kuba, serta militer negaranya sendiri.

 


Siapa Saja Delegasi Maduro?

Presiden Nicola Maduro di hadapan rakyat Venezuela - AFP

Delegasi Maduro dalam perundingan termasuk Menteri Komunikasi Jorge Rodriguez, Gubernur negara bagian Miranda Hector Rodriguez dan Menteri Luar Negeri Jorge Arreaza.

Perwakilan dari kedua belah pihak bertemu secara terpisah dengan tuan rumah Norwegia pada awal bulan ini.

Laporan mengatakan upaya mediasi dipimpin oleh Dag Nylander, yang memainkan peran penting dalam perjanjian damai 2016 antara pemerintah Kolombia dan pemberontak FARC.

ALnavio, surat kabar yang berbasis di Madrid yang meliput urusan Amerika Latin, mengatakan masalah utama di Oslo adalah masalah pemillu yang "bebas dan adil" seperti yang dituntut oleh Guaido, pemimpin Majelis Nasional terpilih yang dijauhi oleh Maduro.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya