3 Alasan Persija Belum Konsisten di Shopee Liga 1

Persija masih belum bisa menunjukkan konsistensinya di awal musim Shopee Liga 1 2019. Dari dua laga pertama mereka masih nihil kemenangan.

oleh Muhammad Adi Yaksa diperbarui 29 Mei 2019, 13:00 WIB
Persija Jakarta Shopee Liga 1 2019 (Bola.com/Adreanus Titus)

Jakarta - Persija masih belum bisa menunjukkan konsistensinya di awal musim Shopee Liga 1 2019. Dari dua laga pertama mereka masih nihil kemenangan.

Mengawali pekan pertama Liga 1 2019 menghadapi Barito Putera, Persija bermain bagus. Buktinya, Macan Kemayoran berhasil mencetak gol lebih dulu via Marko Simic di menit ke-37. Usai unggul, Ismed Sofyan dkk masih menguasai permainan. Sejumlah peluang pun tercipta.

Namun, penyelesaian akhir Persija parah. Berbagai kesempatan yang didapatkan terbuang percuma. Kemenangan di depan mata Macan Kemayoran pun terenggut setelah gawang mereka dibobol Rafael Silva delapan menit sebelum pertandingan usai.

Bermodalkan satu poin, Persija menantang PSIS Semarang pada pekan kedua Liga 1 2019. Seperti biasa, Macan Kemayoran dominan. Ryuji Prabowo membawa tim ibu kota memimpin pada menit ke-37.

Permasalahan Persija Jakarta kembali muncul. Ketika sudah unggul, Macan Kemayoran lengah dan kebobolan dua gol lewat Hari Nur Yulianto dalam kurun waktu dua menit.

Persija pun kalah setelah unggul lebih dulu. Masalah yang paling kentara dalam permainan Macan Kemayoran adalah buruknya penyelesaian akhir. Tercatat ketika menghadapi PSIS, sembilan tendangan mengarah ke gawang kiper Jandia Eka Putra, namun hanya satu yang berbuah gol.

Persija kini berada di peringkat 12 dengan satu poin dari dua laga pertama mereka. Berikut Bola.com merangkum tiga pangkal permasalahan Macan Kemayoran di Liga 1 2019 sejauh ini:


Bruno Matos Belum Efektif

Penyerang Persija Jakarta, Bruno Matos, mengontrol bola saat melawan Shan United pada laga Piala AFC 2019 di SUGBK, Jakarta, Rabu (15/5). Persija menang 6-1 atas Shan United. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Bruno Matos dikembalikan ke posisi aslinya seiring kepulangan Marko Simic ke Persija. Matos sebagai gelandang serang, dengan Simic menjadi penyerang tengah.

Selama Simic absen, Matos sering didapuk sebagai bomber palsu atau false nine. Terbukti, gelandang berusia 28 tahun itu mengemas 15 gol di Piala Indonesia 2018, Piala Presiden 2019, dan Piala AFC 2019.

Kembalinya Simic dan ketajaman Matos walau berposisi sebagai gelandang membuat pembendaharaan gol Persija diyakini akan terjamin. Akan tetapi pada kenyataannya kedua pemain itu masih belum saling mengerti satu sama lain.

Memantau dua penampilan Matos di Liga 1 2019, pemain asal Brasil itu masih merasa sebagai juru gedor Persija dibanding pelayan untuk Simic. Alhasil, peran kedua pemain seperti bentrok dan Simic tak mendapatkan suplai dari Matos.


Pemain Menua dan Cedera

Bek Persija, M Rezaldi Hehanusa (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Persija juga dipermasalahkan dengan cederanya Rezaldi Hehanussa. Bek berusia 24 itu baru akan bermain pada putaran kedua Liga 1 2019.

Pelapis Rezaldi, Dany Saputra pun rentan cedera. Pengganti satunya lagi, Tony Sucipto, sudah tidak muda. Begitu pula pada tiga pemain Macan Kemayoran lain yang mulai termakan umur.

Persija masih sering mengandalkan Ismed Sofyan (39 tahun) dan Maman Abdurrahman (37 tahun) sebagai pilar lini belakang. Tentu saja, keduanya kerap kalah bertarung dengan pemain yang lebih segar meski harus diakui keduanya merupakan pemain penting saat Persija sukses meraih gelar juara Piala Presiden dan Liga 1 2018.

Selain keduanya, Persija masih punya Bambang Pamungkas (38 tahun) dan Steven Paulle (33 tahun) dalam skuatnya saat ini.


Ivan Kolev Miskin Taktik

Pelatih Persija Jakarta, Ivan Kolev, mengamati permainan anak asuhnya saat melawan Shan United pada laga Piala AFC 2019 di SUGBK, Jakarta, Rabu (15/5). Persija menang 6-1 atas Shan United. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Ivan Kolev menjadi sorotan tajam pendukung Persija, The Jakmania. Sebelum tampil di Liga 1 2019, posisinya mulai tak aman. Macan Kemayoran pernah menelan lima kekalahan beruntun.

Kini, kursi pelatih Kolev mulai digoyang. Arsitek asal Bulgaria itu dianggap miskin taktik. Buktinya ketika Persija unggul lebih dulu saat melawan Barito Putera dan PSIS, Macan Kemayoran malah gagal meraih poin penuh.

Kolev masih menganut pakem 4-3-3 peninggalan pelatih Persija terdahulu, Stefano Cugurra Teco. Komposisi pemain juga tidak banyak berubah. Hanya saja, Kolev dianggap tidak mampu mengeluarkan potensi terbaik para personel Macan Kemayoran.

Sumber: Bola.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya