Liputan6.com, Jakarta Seiring dengan perkembangan zaman, banyak berdiri gedung-gedung pencakar langit di kota-kota besar di seluruh dunia. Beberapa di antaranya setidaknya memiliki lebih dari 6 lantai yaitu lebih dari 30 meter. Gedung-gedung tersebut tentunya membutuhkan perawatan khusus agar tetap terlihat bersih dan terawat, khusunya pada kaca gedung.
Jasa layanan pembersih kaca gedung sangat dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan tersebut. Pekerjaan ini mengharuskan mereka bekerja di luar gedung dengan menaiki gondola ataupun menggunakan seutas tali yang kuat menopang beban tubuhnya. Tentunya pekerjaan ini tidak mudah dan memiliki risiko yang sangat besar.
Baca Juga
Advertisement
Demi membuat kaca-kaca di gedung pencakar langit tetap bersih dan berkilau, para pekerja pembersih kaca terkadang mesti harus bertaruh dengan nyawa. Di AS sendiri, para pekerja pembersih kaca akan diberi upah sekitar 27 dolar AS atau sekitar Rp 388 ribu per jamnya.
Namun tenang, kini sudah ada inovasi terbaru yang memudahkan para pekerja membersihkan kaca gedung. Pekerjaan mengerikan dan tersulit yang dilakukan oleh manusia tersebut, sebentar lagi akan digantikan dengan robot.
Gantikan Tugas Manusia
Robot tersebut nantinya akan menggantikan tugas manusia yang selama ini membersihkan kaca gedung-gedung pencakar langit. Robot tersebut dibuat oleh sebuah perusahaan asal Israel, Skyline Robotics, seperti yang liputan6.com lansir dari Forbes, Rabu (29/5/2019). Namun meskipun begitu, perusahaan akan tetap mempekerjakan manusia untuk menjalankan robotnya.
Robot ini diketahui dijalankan oleh para mantan petugas pembersih kaca gedung, karena diharapkan penggantian tugas ini tidak mematikan perkerjaan seseorang, menurut CEO Skyline, Yaron Schwarcz. Robot ini disisipkan dengan sikat untuk membersihkan kotoran dan debu-debu yang menempel di kaca. Kemudian, manusia bertugas untuk mengawasi pergerakan robot tersebut.
Yaron yakin petugas pembersih jendela dengan pengalaman terbaik cocok untuk menjadi pengawas bagi robot-robot tersebut. Meski terlihat mudah, namun tetap saja ada tantangannya terutama hal tak terduga seperti seseorang yang tiba-tiba membuka jendela. Sensor penglihatan dan sentuhan membantu robot untuk merasakan bangunan untuk mengatasi masalah tersebut.
Advertisement