Liputan6.com, Jakarta - Mudik menjadi tradisi yang selalu dilakukan masyarakat Tanah Air, menjelang lebaran Idul Fitri. Biasanya para pemudik telah merencanakan jauh-jauh hari kapan dan menggunakan kendaraan apa untuk sampai ke kampung halaman.
Baca Juga
Advertisement
Ketika di jalan, seseorang mungkin diselimuti perasaan tidak sabar. Mereka ingin segera sampai demi bisa sungkem pada orangtua dan bersilaturahmi kepada kerabat.
Perasaan lega dan bahagia muncul begitu sampai di tempat tujuan. Rasa lelah selama di perjalanan hilang usai bertemu orangtua.
Diriwayatkan oleh Imam al-Hakim, ketika Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam akan memasuki sebuah desa beliau berdoa:
"Ya Allah, Rabb tujuh langit dan apa yang dinaunginya, dan Rabb tujuh bumi dan apa yang di atasnya, dan Rabb yang menguasai syetan dan apa yang mereka sesatkan, dan Rabb yang menguasai angin dan apa yang ia hembuskan. Kami benar-benar meminta kepada-Mu kebaikan negeri ini dan kebaikan para penduduknya. Dan kami berlindungh kepada-Mu dari keburukan negeri ini dan keburukan para penduduknya, serta keburukan yang ada di dalamnya." (Diriwayatkan juga oleh Ibnus Sunni dalam 'Amalul Yaum wa Lailah)