Kritik Paus Fransiskus pada Kebijakan Imigrasi AS Era Trump: Kejam...

Pemimpin Takhta Suci Vatikan, Paus Fransiskus kembali mengkritik kebijakan imigrasi AS pada era Presiden Donald Trump.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 29 Mei 2019, 16:27 WIB
Paus Fransiskus tersenyum saat tiba di bandara Internasional Abu Dhabi di Uni Emirat Arab (3/2). Kunjungan ini menjadi momen bersejarah karena menjadi kunjungan pertama Paus Fransiskus di Jazirah Arab. (AP Photo/Andrew Medichini)

Liputan6.com, Mexico City - Pemimpin Takhta Suci Vatikan, Paus Fransiskus, mengatakan pada Selasa 28 Mei 2019, ia bersedia secara pribadi memberi tahu Presiden Amerika Serikat Donald Trump bahwa membangun tembok perbatasan adalah salah.

Paus adalah salah satu figur dunia yang konsisten menyuarakan kritik terhadap kebijakan imigrasi presiden ke-45 AS itu.

Paus berbicara tentang situasi di perbatasan AS-Meksiko selama wawancara dengan organisasi berita Meksiko Televisa, juga memperingatkan Trump agar tidak melanjutkan kebijakan pemisahan keluarga-keluarga imigran.

“Saya tidak tahu apa soal budaya mempertahankan wilayah dengan membangun tembok pada akses masuk. Kami pernah mengalamai satu, di (Tembok) Berlin, yang menyulitkan kami banyak dan membawa banyak penderitaan," kata pemimpin Gereja Katolik Roma itu, seperti dikutip dari Huffpost, Rabu (29/5/2019).

"Dan memisahkan anak-anak dari orang tua mereka bertentangan dengan hukum kodrat, serta (perlakuan) terhadap orang-orang Kristen (imigran) itu ... mereka (AS) juga tidak dapat melakukannya," tambahnya.

"Itu kejam. Itu berada di bawah kekejaman terbesar. Dan untuk mempertahankan apa? Wilayah, atau ekonomi negara atau tidak tahu apa."

Ketika reporter Televisi Vatikan bertanya apakah paus akan memberi tahu Trump hal yang sama di wajahnya jika presiden duduk di depannya, Paus Fransiskus berkata, "Sama, karena saya katakan di depan umum ... Saya bahkan mengatakan bahwa mereka yang membangun tembok berakhir menjadi tahanan dari dinding yang mereka bangun."

Presiden pernah bertemu dengan Paus pada tahun 2017, dan sejak itu, tidak ada pertemuan lebih lanjut yang dilaporkan akan direncanakan.

Paus juga pernah membuat kritik pedas pada 31 Maret, ketika pemerintahan Trump mengumumkan akan memotong bantuan ke El Salvador, Guatemala dan Honduras untuk menghukum pemerintah mereka atas masuknya imigran ke perbatasan AS-Meksiko.

Selain itu, guna menanggapi ancaman Trump untuk menutup perbatasan, Paus Fransiskus mengatakan bahwa persoalan imigrasi "harus diselesaikan secara berbeda, secara manusiawi, bukan dengan kawat berduri."


Sumbangan Paus untuk Imigran Amerika Tengah

Imigran mengantre makanan di dalam tempat penampungan di Tijuana, Meksiko 6 April 2019. Rombongan migran Amerika Tengah mencapai kota perbatasan antara Meksiko dan AS tersebut untuk mencari suaka akibat kekerasan, pembunuhan dan kemiskinan yang mengancam

Vatikan mengumumkan pada 27 April 2019 bahwa Paus menyumbangkan US$ 500.000 dalam bentuk bantuan kepada para imigran di Meksiko yang telah mencari "masa depan yang lebih baik di Amerika Serikat" tetapi telah menemukan bahwa perbatasan AS "tertutup bagi mereka."

Paus Fransiskus mengatakan sumbangan itu akan didistribusikan kepada 27 proyek di seluruh Meksiko untuk membantu mendanai perumahan, makanan, dan kebutuhan lainnya bagi imigran Amerika Tengah yang melarikan diri dari kemiskinan dan kekerasan.

Trump terus-menerus menjajakan gagasan bahwa tembok di perbatasan akan membantu membendung aliran obat-obatan dan kejahatan yang masuk ke AS, dan presiden telah berselisih dengan Anggota DPR AS fraksi Demokrat yang beroposisi dan beberapa hakim tentang cara mendanai itu.


Kritikus yang Konsisten

Gas air mata ditembakan petugas patroli perbatasan AS untuk membubarkan para imigran Amerika Tengah yang sebagian merupakan penduduk Honduras di perbatasan antara Meksiko dan AS di Tijuana, Meksiko (25/11). (AFP Photo/Guillermo Arias)

Paus telah lama menjadi kritikus terhadap kebijakan imigrasi dan retorika presiden. Pada tahun 2016, Paus Fransiskus mengatakan bahwa seseorang yang hanya berpikir tentang membangun tembok dan bukan jembatan dalah "bukan seorang Kristen."

Pada 2018, Paus mengkritik kebijakan pemerintahan Trump yang memisahkan anak-anak dari orang tua yang secara ilegal melintasi perbatasan selatan, kebijakan yang kemudian dibalik setelah curahan kritik. Trump membantah laporan bulan lalu bahwa dia mempertimbangkan untuk mengembalikan kebijakan itu.

Dalam wawancara dengan Televisa, Paus Fransiskus juga menolak kritik dari sekelompok Katolik Roma ultra-konservatif yang menyebutnya melenceng dari ajaran Kristen.

Kelompok itu memulai petisi awal bulan ini untuk mendorong para uskup mengecam Paus Fransiskus atas beberapa topik, termasuk persekutuan untuk orang-orang yang bercerai dan keragaman agama.

Francis mengatakan pada Selasa 28 Mei 2019 bahwa ia menerima petisi "dengan rasa humor" dan mengatakan bahwa ia berdoa untuk kelompok itu "karena mereka salah, dan ... beberapa dari mereka sedang dimanipulasi."

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya