Liputan6.com, Jakarta - Tak ingin hanya sekedar sebagai penerus tongkat estafet para pendahulu, calon duta besar Malaysia, Zainal Abidin Bakar berkomitmen untuk semakin mempererat hubungan dengan Indonesia.
Komitmen itu ia sampaikan jelang masa tugasnya sebagai penjembatan diplomatik bagi kedua negara yang bertetangga dekat dan berbangsa serumpun.
Meski belum secara resmi memulai masa dinasnya sebagai duta besar berkuasa penuh hingga dilantik oleh Presiden RI Joko Widodo nanti, Zainal sudah menyiapkan strategi agar misinya tercapai.
Baca Juga
Advertisement
"Saya punya lima rencana aksi (untuk mewujudkannya)," kata Zainal saat menyampaikan pidato di hadapan tetamu pada Iftar Ramadan di Kedutaan Besar Malaysia Jakarta, Rabu (30/5/2019).
Rencana pertama adalah untuk memperkuat hubungan antara kedua pemimpin negara.
"(Perdana Menteri) Tun Dr Mahathir (Mohamad) dan Bapak Presiden Joko Widodo memiliki hubungan cukup baik. Hubungan kekeluargaan ini cukup penting karena keduanya membayangkan bahwa kita akan tetap bersaudara kapan saja," jelas Zainal.
Rencana kedua adalah mengintensifkan hubungan kerja di antara kedua negara.
"Tun Dr Mahathir sering menyuarakan perlunya peningkatan kerja sama antara kedua negara kita pada berbagai sektor ... salah satunya adalah komitmen bersama untuk meningkatkan manajemen negara dalam bisnis dan perjuangan bersama melawan korupsi.
"Tidak hanya itu, bidang kerja sama yang baru yang bisa kita jelajahi bersama harus-lah demi meningkatkan taraf hidup dan sosial rakyat kedua negara kita," lanjut mantan dubes Malaysia untuk Republik Ceko itu.
Mempererat Kerja Sama Militer
Rencana ketiga, lanjut Zainal, adalah memperkuat kerja sama aparat penegakan hukum, keamanan dan militer kedua negara dalam menghadapi ancaman kejahatan lintas batas, terorisme, hingga perdaganganobat-obatan dan manusia.
"Ini harus kita perangi bersama," kata Zainal.
"Hubungan kerja ini telah lama terukir, tetapi kita dapat meningkatkannya lebih lanjut," jelasnya.
"Kemitraan strategis dalam menjaga keamanan kita adalah pentingsehingga kita saling melengkapi, tidak saling bersaing karena ini hanya akan terjadi menyakiti kita berdua."
Advertisement
Perdagangan, Bisnis, dan Hubungan Dua Bangsa
Rencana keempat, ungkap Zainal, adalah mendorong hubungan perdagangan dan bisnis, meningkatkan investasi antar-negara serta mengukuhkan kerjasama di dalam sektor ekonomi yang strategis.
"Saat dunia menghadapi perang dagang, Malaysia dan Indonesia harus mencari jalan penyelesaian bersama. Faktor kesamaan kultural dan sejarah seharusnya menjadi kekuatan kita untuk memahami lanskap bisnis di kedua-dua negara guna meningkatkan investasi.
"Investasi berkualitas, bukan untuk laba jangka pendek semata-mata tetapi untuk membangun ekonomi tetanggabersama.
"'Prosper thy neighbour', itu yang sering diungkapkan oleh Bapak Tun Dr. Mahathir. Maka, kebijakan dan dasar penanaman modal harus kita perkemaskan agar lebih mesra kepada para investor Malaysia dan Indonesia," jelasnya.
Zainal juga menyarankan agar hambatan perdagangan bilateral harus diatasi dan dikurangi. Industri halal juga harus mengeksplorasi, meningkatkan, dan memperkuat Indonesia dan Malaysia untuk mendominasi pasar dunia.
"Kerja sama bilateral dengan Indonesia pada sektor industri kelapa sawit juga harus terus diperkuat untuk melawan upaya pemboikotan dari pasar tertentu," lanjutnya.
Rencana terakhir, Zainal menyarankan penguatan hubungan people-to-people Indonesia dan Malaysia "agar kedua orangnegara-negara lebih mengenal satu sama lain."
"Peran media (pada rencana itu) juga penting, untuk memerangi tipuan dan elemen provokatif yang bisa memisahkan persatuan kedua negara kita. Jika kita memutuskan untuk fokus hanya pada perbedaan kita, pastinya perdamaian itu sulit untuk dicapai.
"Mari kita bersama mengangkat dan menyorot kisah sukses dari persahabatan lama kita," jelas calon dubes Malaysia untuk Indonesia itu.