Geliat Mudik Lebaran 2019

Geliat arus mudik mulai terlihat sejak H-7 Lebaran 2019. Hal itu terlihat dari kepadatan lalu lintas di beberapa ruas tol, kepadatan di beberapa stasiun, terminal, hingga pelabuhan.

oleh Devira PrastiwiZainul ArifinAbramenaIka DefiantiHuyogo Simbolon diperbarui 31 Mei 2019, 00:01 WIB
Kendaraan melintas di KM 28 Tol Jakarta - Cikampek, Jawa Barat, Kamis (30/5/2019). Memasuki H-6 Lebaran 2019, adanya peningkatan volume lalu lintas di Jalan Tol Jakarta-Cikampek arah Cikampek mengakibatkan kepadatan. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Geliat mudik Lebaran Idulfitri 2019 mulai terlihat di beberapa kota besar di Indonesia. Jutaan masyarakat berbondong-bondong meninggalkan kota perantauan menuju kampung halaman.

Salah satunya Jakarta. Setidaknya tercatat 186 ribu lebih kendaraan telah meninggalkan wilayah Jakarta melalui jalur tol sejak H-7 atau sepekan jelang Lebaran Idulfitri.

"Jasa Marga mencatat total 186.602 kendaraan meninggalkan Jakarta menuju arah timur, arah barat, dan arah selatan pada H-7 lebaran atau pada hari Rabu 29 Mei 2019 kemarin," ujar Corporate Communication Department Head Jasa Marga, Irra Susiyanti dalam keterangan tertulisnya, Kamis (30/5/2019).

Menurut dia, angka tersebut naik sebesar 41,69 persen dari lalu lintas harian atau LHR normal sebesar 131.698 kendaraan. 

"Jumlah lalu lintas H-7 Lebaran 2019 ini baru memenuhi realisasi 13,5 persen dari total prediksi Jasa Marga untuk lalu lintas mudik menuju ke tiga arah sebesar 1.383.830 kendaraan sejak H-7 sampai dengan H-1 Lebaran 2019," ucap Irra.

Dari angka tersebut, kendaraan yang melintas melalui Tol Cikampek pada H-7 mencapai 57.405 kendaraan atau meningkat 144,44 persen dari lalu lintas harian (LHR) normal sebanyak 23.484 kendaraan.

Jasa Marga memprediksi, pemudik yang akan meninggalkan Jakarta melalui Tol Cikampek hari ini atau H-6 Lebaran 2019 mencapai 74.496 kendaraan atau meningkat 159,7 persen dari volume lalu lintas normal, 28.689 kendaraan.

Akibat lonjakan volume kendaraan itu, kepadatan lalu lintas di ruas tol Jakarta-Cikampek tak terhindarkan.

Meski begitu, Kepala Korps Lalu Lintas Polri Irjen Refdi Andri mengatakan, kepadatan kendaraan di ruas Tol Cikampek pada Rabu malam tidak terlalu parah. Dia menampik kabar yang menyebut kendaraan di Tol Jakarta-Cikampek mengular sepanjang 37 kilometer.

Menurut Refdi, kepadatan arus lalu lintas di Tol Jakarta-Cikampek pada Rabu malam bersifat parsial. Salah satu penyebabnya karena adanya penyempitan jalan di sejumlah titik ruas tol.

"Ada penggal-penggal memang terjadi penyempitan dikarenakan ada pengalihan dari empat lajur ke tiga lajur," ucap Refdi.

Penyebab lainnya yakni masih adanya truk angkutan barang yang melewati Tol Cikampek Utama. Kepadatan kendaraan di ruas Tol Cikampek terjadi pada pukul 23.00 WIB. Sementara pembatasan truk barang baru dimulai pukul 00.00 WIB.

Kepadatan lalu lintas di ruas Tol Jakarta-Cikampek terpantau hingga hari ini, Kamis (30/5/2019). Traffic Management Center (TMC) Polda Metro Jaya melaporkan, lalu lintas kendaraan di beberapa titik terpantau padat merayap.

Bahkan di km 19 Tol Cikampek pada pukul 09.00 WIB, kecepatan kendaraan maksimal hanya 5 km/jam. TMC Polda Metro Jaya menyebutkan, lalu lintas mulai km 10 hingga km 70 Tol Cikampek terpantau padat merayap.

Kepadatan di ruas Tol Jakarta-Cikampek juga berdampak pada jalur arteri di sekitarnya. Seperti jalan non-tol di wilayah Karawang yang padat akibat banyaknya pemudik yang memutuskan keluar tol untuk menghindari kemacetan.

Kepolisian memprediksi, puncak arus mudik akan terjadi pada Minggu 2 Mei 2019 atau H-3 Lebaran Idulfitri 2019. "Walaupun pemerintah memberikan libur nasional dan cuti bersama yang panjang tetapi puncak mudik adalah H-3," kata Refdi saat meninjau arus mudik.

Saksikan juga video menarik berikut ini:


Mudik dengan Angkutan Umum

Calon penumpang kereta api menunggu pemberangkatan di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Selasa (16/4). PT KAI Daop 1 Jakarta mengoperasikan 11 KA tambahan dari Stasiun Gambir dan Pasar Senen. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Geliat arus mudik juga terlihat di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur. Pada Kamis 30 Mei atau H-6 Lebaran 2019, jumlah pemudik di Terminal Kampung Rambutan mencapi 4 ribu orang.

"Terhitung dari jam 00.00 WIB sampai 08.00 WIB itu sudah berjumlah 4.000-an, di setiap pergantian sif kita akan hitung kembali," ujar Kepala Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur Thofik Winanto.

Mayoritas pemudik yang menggunakan bus menuju Pulau Sumatera. Jumlah pemudik ke Sumatera meningkat relatif tinggi ketimbang tahun sebelumnya. Hal itu disebabkan tingginya harga tiket pesawat.

Suasana mudik juga terlihat di Stasiun Gambir, Jakarta Pusat. Stasiun tersebut telah dipadati pemudik sejak Rabu 29 Mei atau h-7 Lebaran 2019.

PT KAI Daop 1 Jakarta mencatat, Stasiun Gambir telah memberangkatkan lebih dari 87 ribu pemudik sejak Minggu 26 Mei atau H-10 Lebaran 2019. Peningkatkan jumlah pemudik mulai terlihat pada H-7 yakni sekitar 20 ribu penumpang tiap harinya.

"Karena rata-rata di Stasiun Gambir sekitar 15.000-16.000 per hari, sedangkan hari ini sampai jam dua siang sudah lebih dari itu," kata Senior Manager Humas Daop 1 Jakarta Eva Chairunisa saat ditemui Stasiun Gambir, Jakarta, Kamis.

Sementara PT KAI Daop 2 Bandung telah mengangkut sebanyak 182.995 penumpang. Jumlah itu merupakan angka kumulatif pada hari ketiga masa posko angkutan mudik Lebaran 2019.

Manager Humas Daop 2 Bandung, Noxy Citrea mengatakan, jumlah penumpang terangkut mengalami peningkatan 27% dibanding pada masa mudik Lebaran tahun 2018 dengan jumlah 144.029 penumpang.

Dia juga menyampaikan, pemesanan tiket kereta untuk mudik Lebaran tingkat keterisiannya sudah mencapai sekitar 80 persen.

"Secara keseluruhan, tingkat keterisian kereta untuk angkutan Lebaran 2019 sudah mencapai sekitar 80 persen. Artinya, masih ada kursi yang tersedia baik di KA Reguler maupun di KA Tambahan," kata Noxy di Bandung, Rabu (29/5/2019).

Namun demikian, kata Noxy, untuk kereta ekonomi jarak jauh seperti KA Pasundan relasi Kiaracondong–Surabaya Gubeng dan KA Kahuripan relasi Kiaracondong–Blitar, okupansinya sudah 100 persen. Begitupun untuk KA Pasundan Lebaran.

Atmosfer mudik Lebaran 2019 juga terlihat di Stasiun Malang, Jawa Timur. Bedanya, kepadatan di stasiun tersebut didominasi oleh penumpang yang baru tiba dari arah Jakarta. Sementara kereta kereta api jarak jauh dengan rute keberangkatan dari Malang menuju ibu kota masih lengang.

PT KAI Daops 8 Surabaya memprediksi, Stasiun Malang jadi stasiun tersibuk kedua selama arus mudik Lebaran 2019. Peringkat pertama di Stasiun Gubeng Surabaya, ketiga, keempat, dan kelima adalah Stasiun Pasar Turi, Stasiun Surabaya Kota, dan Mojokerto.

Kendaraan pemudik yang akan merayakan Idulfitri 2019 mulai berdatangan ke Pelabuhan Merak, Banten. Akibatnya pelabuhan terpantau cukup padat pada siang ini, Kamis (30/5/2019).

Kepadatan tersebut disampaikan oleh Traffic Management Center (TMC) Polda Metro Jaya melalui akun twitternya @TMCPoldaMetro.

"Situasi saat ini Antrean kendaraan di Pelabuhan Merak Terpantau Cukup Padat #Mudik2019," cuit TMCPoldaMetro.

TMC menyatakan, antrean panjang terjadi karena membludaknya jumlah kendaraan yang akan menyeberang ke Pulau Sumatera.

"14:58 Imbas membludaknya jumlah kendaraan yg akan menyebrang ke Pulau Sumatera, terjadi antrian panjang di Pelabuhan Merak."

Warganet juga mengeluhkan antrean panjang di Pelabuhan Merak.

"14.37 Antrian di tol merak sampe pelabuhan Masya Allah panjangnya. Udh 3 jam aja sis dan masi stuck nunggu kapal di dermaga #mudik2019 @achisukro"


Antisipasi Ledakan Jumlah Pemudik

Ratusan penumpang turun dari KM Dharma Ferry VII yang mereka tumpangi tiba di Dermaga Gapura Surya Nusantara, Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (30/5/2019). (merdeka.com/Dwi Narwoko)

Pemerintah telah menyiapkan berbagai kebijakan untuk mengantisipasi ledakan jumlah pemudik, baik yang menggunakan kendaraan pribadi, bus, kereta api, kapal laut, maupun kapal terbang.

Terhadap pemudik yang menggunakan kendaraan pribadi, pemerintah telah menyiapkan strategi mengurai kepadatan arus lalu lintas. Yakni contra flow atau melawan arus dan one way atau sistem satu arah.

Contra flow dan one way mulai diberlakukan di ruas tol pada hari ini Kamis 30 Mei hingga 2 Juni 2019 mulai pukul 09.00-21.00 WIB. Contra flow diterapkan di Tol Jakarta-Cikampek mulai km 29 di wilayah Bekasi hingga km 61 di Cikampek.

Sementara sistem satu arah yang semula diterapkan mulai GT Cikarang Utama, kini diubah menjadi mulai GT Cikampek Utama di km 70 hingga GT Brebes Barat di km 262.

Namun pada Kamis 30 Mei, jam pemberlakuan sistem satu arah dilakukan lebih awal menjadi pukul 08.00 WIB. Polisi berasalan, pemberlakuan sistem satu arah lebih awal lantaran terjadi antrean panjang kendaraan di GT Cikampek Utama.

"Melihat persoalan panjangnya antrean, kepolisian dengan mitra terkait mengambil langkah lebih awal, tentu ini menguntungkan semua pihak," kata Refdi di GT Cikampek Utama, Jawa Barat.

Meski begitu, penerapan sistem satu arah bukanlah harga mati. Meskipun waktu dan tanggal pelaksanaan telah ditetapkan, Refdi menyatakan situasional di lapangan tetap menjadi patokan untuk alternatif lainnya.

Bukan hanya kawasan Pantura, polisi juga menerapkan sistem satu arah di jalur selatan untuk mengurai kepadatan arus mudik dari arah Bandung menuju Tasikmalaya, Jawa Barat. Penerapan one way dilakukan di kawasan Limbangan dan Kadungora, Kabupaten Garut, Kamis siang.

Pemerintah juga memperkirakan pemudik yang menggunakan moda kereta api pada Lebaran 2019 ini mengalami peningkatan hingga 3,41 persen. Pemerintah menyatakan siap mengangkut 6.449.172 pemudik menggunakan kereta api tahun ini.

"Menyikapi kenaikan jumlah penumpang KA pada masa Angkutan Lebaran 2019, Ditjen Perkeretaapian bersama PT KAI menyiapkan sejumlah KA tambahan, meliputi 2 KA Ekonomi PSO, 5 KA Ekonomi non-PSO serta KA Eksekutif, Bisnis dan KA Ekonomi Premium," kata Dirjen Perkeretaapian Kemenhub, Zulfikri.

Jumlah kereta api reguler di tahun ini juga bertambah 3 persen dari 48 menjadi 50. "Jadi ada tambahan 2 perjalanan kereta yang ditambahkan," ujarnya.

Selain itu, beberapa terminal di kota besar juga menambah jumlah armada bus untuk memenuhi kebutuhan pemudik. Para pengelola terminal bekerja sama dengan perusahaan otobus menyiagakan armada cadangan mengantisipasi lonjakan penumpang.

Terminal Kampung Rambutan, misalnya, telah menyiagakan ratusan armada bus untuk mengantisipasi peningkatan jumlah pemudik Lebaran 2019. "Jumlah yang disiapkan itu kurang lebih 200 kendaraan," ujar Kepala Terminal Kampung Rambutan Thofik Winanto.

Tingginya harga tiket pesawat diperkirakan akan berdampak pada meningkatnya peminat pemudik menggunakan moda kapal laut. Pemerintah pun telah menyiapkan sejumlah langkah untuk mengantisipasi lonjakan tersebut. Salah satunya dengan menambah kapal.

PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) mengoperasikan tiga kapal tambaham yang telah selesai melakukan pemeliharaan atau docking untuk arus mudik Lebaran 2019.

Tiga armada terdiri KM Labobar yakni kapal tipe 3000 pax, KM Awu dan KM Bukit Raya yang merupakan kapal tipe 1000 pax. Tiga kapal tersebut mulai dioperasikan pada Selasa 21 Mei 2019.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya