Liputan6.com, Manila - Perhiasan mantan ibu negara Filipina Imelda Marcos, yang terkenal karena hobi belanja dan koleksi ribuan pasang sepatunya, akan dijual untuk menguntungkan masyarakat lokal, kata juru bicara presiden pada Kamis 30 Mei.
Dikutip dari Channel News Asia pada Jumat (31/5/2019), badan pemulihan aset pemerintah Filipina telah meminta persetujuan Presiden Rodrigo Duterte untuk penjualan salah satu dari tiga set perhiasan Imelda Macros.
Baca Juga
Advertisement
Seluruh perhiasan tersebut disita tiga dekade lalu, setelah jatuhnya kekuasaan suami Imelda, mendiang diktator Ferdinand Marcos.
"Saya bertanya (ke Duterte), apakah Anda akan memberikan lampu hijau untuk menjual perhiasaan tersebut? (Dia berkata) ya, selama hasil dari penjualan akan menguntungkan masyarakat," kata juru bicara kepresidenan Salvador Panelo kepada wartawan di Tokyo, di mana Duterte sedang melakukan kunjungan kerja.
Set perhiasan tersebut, yang disita di Hawaii, tempat Ferdinand dan Imelda Marcos tinggal di pengasingan, termasuk berlian 25 karat berbentuk tong, yang menurut balai lelang Christie pada 2015, dapat bernilai hingga US$ 5 juta, atau setara Rp 72 miliar.
Pemerintah Filipina telah mencoba untuk melelang koleksi tersebut di masa lalu tetapi Imelda Marcos menentang langkah itu.
Tiga set perhiasan Imelda, yang disimpan di brankas bank sentral Filipina, dihargai US$ 6 juta (setara Rp 86 miliar) pada tahun 1991.
Duterte Anugrah bagi Keluarga Marcos
Imelda mungkin terkenal karena meninggalkan lebih dari seribu pasang sepatu, ketika keluarganya melarikan diri dari Filipina setelah revolusi kekuatan rakyat pada 1986 silam.
Tetapi setelah mendiang Perdinand Marcos meninggal di pengasingan pada 1989, keluarganya diizinkan untuk kembali ke Filipina.
Mereka bahkan kembali aktif berpolitik pada awal 2000-an, di mana beberapa anggota keluarganya terpilih menduduki jabatan publik.
Lebih dari itu, naiknya Duterte ke puncak kekuasaan telah menjadi anugerah bagi keluarga Marcos.
Dia mendukung kampanye senatorial putri Imelda, Imee, yang memenangkan kursi senat dalam pemilu sela bulan ini.
Advertisement
Filipina dan Kanada Masih Bersitegang
Di lain pihak, pemerintah Filipina tengah berkonflik dengan Kanada terkait pengiriman limbah yang tidak sesuai dengan pernjanjian kedua negara.
Presiden Duterte telah memerintahkan untuk menyewa perusahaan pelayaran swasta guna mengirim 69 kontainer sampah ke Kanada.
Duterte mengancam akan meninggalkan kontainer tersebut di perairan Kanada jika negara itu tidak juga menarik kembali sampah yang dirikim ke Filipina.
"Filipina sebagai negara berdaulat yang merdeka, tidak boleh diperlakukan sebagai sampah oleh negara asing lainnya," kata juru bicara kepresidenan Salvador Panelo, sebagaimana dikutip dari The Guardian.
Sejauh ini pemerintah Kanada sudah setuju untuk mengambil kembali sampah tersebut, kedua negara sedang dalam proses mengatur pengembaliannya. Tetapi, Kanada melewatkan tenggat waktu yang ditetapkan oleh Filipina, yakni pada 15 Mei, untuk menarik kembali kiriman sampah tersebut.
Sebagai peringatan, pemerintah Filipina pun menarik seluruh diplomat top negara itu dari kanada pada pertengahan Mei.