Liputan6.com, Lyon - Seorang pria yang ditahan karena pengeboman di luar sebuah toko roti di Lyon, Prancis, yang melukai 13 orang mengatakan kepada penyelidik bahwa dia telah berjanji setia kepada kelompok Negara Islam atau ISIS.
Seorang pejabat pengadilan mengatakan pada hari Kamis bahwa tersangka mengaku telah bertindak atas nama ISIS. Kelompok itu belum mengeluarkan klaim bertanggung jawab atas ledakan pekan lalu di kota terbesar ketiga di Prancis itu.
Advertisement
Pejabat itu tidak disebutkan jati dirinya secara publik.
Menurut laporan VOA Indonesia, Jumat (31/5/2019), tersangka diidentifikasi sebagai Hichem M. Kedua orang tuanya juga ditahan, tetapi kantor kejaksaan Paris mengatakan mereka dibebaskan hari Kamis tanpa dikenai tuduhan.
Hichem dan seorang tersangka lainnya masih ditahan sebagai bagian dari penyelidikan atas percobaan pembunuhan yang terkait upaya teroris.
Ditangkap Pekan Lalu
Kepolisian Prancis telah menangkap seorang pria berusia 24 tahun yang dicurigai berada di belakang ledakan bom pekan lalu. Saat itu serangan terjadi di pusat Kota Lyon yang melukai 13 orang.
Menteri Dalam Negeri Prancis Christophe Castaner mengumumkan penangkapan itu di Twitter, tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang tersangka dan di mana ia ditangkap, mengutip The Straits Times pada Senin 27 Mei 2019.
Dari rekaman CCTV di lokasi kejadian, terlihat seorang tersangka yang mengenakan topeng di sebagian wajahnya mengendarai sepeda. Ia kemudian meninggalkan ranselnya yang berisi bomdi luar gerai toko roti yang populer di kota itu.
Kasus ini sedang ditangani dalam investigasi kasus terorisme, mengingat insiden itu berlangsung di siang hari dengan menggunakan alat peledak yang mampu mengenai sejumlah besar orang..
Unit anti-terorisme dari kantor kejaksaan Paris, yang menangani penyelidikan, menambahkan bahwa seorang pria berusia 24 tahun ditangkap pada Senin, 27 Mei 2019 pagi waktu setempat.
Jejak DNA ditemukan pada sisa-sisa bungkusan itu, menurut sebuah sumber yang dekat dengan proses penyelidikan.
Sumber lain mengatakan kepolisian berhasil meringkus tersangka di jalan setelah membuntutinya.
Mereka memutuskan untuk tidak menangkapnya di apartemennya, kata sumber itu. Hal itu dikarenakan takut tersangka masih menyimpan triacetone triperoxide atau TATP, bahan pembuat bom yang kuat dan tidak stabil, yang digunakan dalam serangan itu. 2 dari 3 halaman
Advertisement