Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat uang beredar dalam arti luas (M2) tumbuh melambat pada April 2019. Posisi M2 tercatat Rp 5.744 triliun atau tumbuh 6,2 persen (year on year/YoY).
Angka itu sedikit lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 6,5 persen (YoY).
Perlambatan uang beredar terutama disebabkan oleh komponen uang kuasi yang tumbuh sebesar 6,2 persen YoY, melambat dibandingkan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 7 persen YoY.
Baca Juga
Advertisement
Pangsa uang kuasi terhadap M2 sebesar 74,4 persen dengan nilai Rp 4.272 triliun. Angka lebih rendah untuk pertumbuhannya karena perlambatan simpanan berjangka dan giro valas.
Sementara itu, komponen uang beredar dalam arti sempit (M1) serta surat berharga selain saham tumbuh meningkat, masing-masing tumbuh 5,8 persen (YoY) dan 31,1 persen (YoY) lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 4,8 persen (YoY) dan 23,7 persen (YoY). Demikian mengutip dari laman BI, Jumat (31/5/2019).
Hal ini didorong seluruh komponennya. Giro rupiah tercatat tumbuh 4,7 persen (YoY) pada April 2019, meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh 3,8 persen (YoY) terutama karena peningkatan saldo giro rupiah milik nasabah perorangan.
Selain itu, terdapat akselarasi pertumbuhan dana float uang elektronik yang diterbitkan bank dari 29,9 persen (YoY) pada Maret 2019 menjadi 41,2 persen pada April 2019 dengan nilai saldo sebesar Rp 2,6 triliun.
Sementara itu, uang kartal di luar perbankan dan BI mencatatkan akselarasi pertumbuhan dari 6,2 persen YoY menjadi 7,4 persen YoY pada April 2019.
Hal ini diindikasikan sejalan dengan keperluan kartal untuk operasional pelaksanaan pesta demokrasi berupa pemilu legislatif dan presiden serentak pada 17 April 2019.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Faktor yang Pengaruhi
Berdasarkan faktor yang mempengaruhi, perlambatan pertumbuhan M2 terutama dipengaruhi oleh kontraksi pertumbuhan aktiva luar negeri bersi dan perlambatan pertumbuhan kredit.
Aktiva luar negeri bersih tumbuh negatif sebesar -5,8 persen (YoY) pada April 2019, lebih dalam dibandingkan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar -3,7 persen (YoY) seiring meningkatnya kewajiban sistem moneter kepada non residen di tengah posisi cadangan devisa yang relatif stabil.
Selain itu, pertumbuhan kredit bank pada April 2019 tercatat 11 persen (YoY) melambat dibandingkan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 11,5 persen (YoY).
Sementara itu, operasi keuangan pemerintah pada April 2019 mengalami ekspansi tercermin dari peningkatan tagihan bersih sistem moneter kepada pemerintah pusat yaitu -9,1 persen (YoY) berbalik arah menjadi tumbuh positif sebesar 5,1 persen (YoY) sejalan dengan perlambatan rekening giro pemerintah pusat di sistem moneter.
Advertisement
Suku Bunga Kredit
Suku bunga kredit cenderung stabil pada April 2019, sementara suku bunga simpanan bergerak bervariasi.
Hal itu tercermin pada rata-rata tertimbang suku bunga kredit pada April 2019 sebesar 10,82 persen, relatif stabil dibandingkan suku bunga kredit pada bulan sebelumnya sebesar 10,84 persen.
Sementara itu,rata-rata tertimbang suku bunga simpanan berjangka tenor 1 bulan turun dari 6,84 persen pada Maret 2019 menjadi 6,8 persen pada April 2019.
Suku bunga simpanan berjangka tenor 3-6 bulan tercatat relatif stabil masing-masing sebesar 6,83 persen dan 7,36 persen. Suku bunga simpanan berjangka waktu 12 bulan dan 24 bulan tercatat meningkat dari 6,87 persen dan 7,26 persen pada Maret 2019 menjadi 6,93 persen dan 7,29 persen pada bulan laporan.