Jelang Lebaran, Harga Cabai dan Sayuran Melonjak

Pedagang jual cabai merah Rp 60 ribu per kilogram jelang libur Lebaran.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 31 Mei 2019, 13:10 WIB
Pantauan pasar di Pasar Kwitang Dalam pada Jumat (31/5/2019) (Foto: Liputan6.com/Maulandy R)

Liputan6.com, Jakarta - Akhir pekan jelang memasuki Lebaran 2019, harga berbagai komoditas pangan seperti cabai dan sayuran melonjak tajam di pasar.

Seperti yang terjadi di Pasar Kwitang Dalam, Jakarta Pusat. Harga bahan pangan seperti cabai merah besar tinggi sejak tiga hari lalu lantaran banyak dicari pihak konsumen.

"Cabai merah gede yang mahal. Biasa, soalnya mau deket Lebaran banyak yang cari. Di pasar induknya Rp 40 ribu (per kg), dijual Rp 60 (per kg)," ujar Samtiah (49), seorang pedagang di Pasar Kwitang Dalam kepada Liputan6.com, Jumat (31/5/2019).

Selain cabai merah besar, harga jual cabai merah keriting juga ikut melambung. Samtiah mengungkapkan, harga jualnya kini mencapai Rp 40 ribu per kg, jauh meningkat dibanding harga normal yang berada pada kisaran Rp 20 ribu per kg.

Kenaikan harga cabai ini juga turut dikeluhkan seorang pedagang lain di Pasar Kwitang Dalam, Sri (45). Senada dengan Samtiah, ia menyampaikan harga cabai merah besar dan cabai merah keriting yang terus meningkat.

"Yang mahal cabai gede, Rp 60 ribu per kg. Cabai merah keriting juga, sekarang Rp 40 ribu per kg," ungkap Sri.

Tak hanya produk cabai, berbagai komoditas sayuran seperti kacang panjang, labu siam, kentang, tomat buah, dan kol juga mulai naik. Kacang panjang melonjak dari harga normal Rp 8 ribu per kg menjadi Rp 12 ribu, sedangkan kentang naik dari Rp 10 ribu per kg menjadi Rp 15 ribu.

"Labu Siam naik. Tadinya Rp 1.000 per buah, sekarang Rp 7.000 per kg. Per kg biasa dapat 4 buah. Tomat juga naik. Tadinya saya jual Rp 8.000 (per kg), sekarang Rp 12 ribu. Kalau kol tadinya Rp 7 ribu (per kg) jadi Rp 10 ribu," tutur Samtiah.

Kendati begitu, kenaikan harga tersebut rupanya tidak menimpa beberapa produk lain seperti cabai rawit merah, bawang merah dan bawang putih. Untuk cabai rawit merah, Samtiah masih menawarkannya Rp 30 ribu per kg, sementara Sri di angka Rp 35 ribu per kg.

Sedangkan untuk bawang merah, keduanya kompak memasang harga jual Rp 35 ribu per kg. Untuk bawang putih bulat, Suharti menjualnya Rp 40 ribu per kg, sementara Sri Rp 45 ribu per kg.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Harga Cabai Merah dan Bawang Putih Naik di Pasar Pondok Gede

Harga sejumlah bahan pangan di Pasar Grogol Jakarta Barat terpantau turun signifikan di awal bulan ini. (Liputan6.com/Fiki Ariyanti)

Sebelumnya, usai sempat turun, harga cabai kembali naik pada awal pekan ini, di Pasar tradisional Pondok Gede, Bekasi. Kenaikan harga cabai diikuti bawang putih.

Pedagang sayur Slamet mengaku saat ini menjual harga cabai merah Rp 37 ribu per kilogram (kg) yang sebelumnya dijual Rp 32 ribu per kg. “Sudah tiga harian naik mba,” ujar dia kepada Liputan6.com, Senin, 27 Mei 2019.

Adapun harga bawang putih naik Rp 2.000 menjadi Rp 40 ribu per kg dari sebelumnya Rp 38 per kg.

Meskipun bawang putih naik, namun ini tidak mempengaruhi harga bawang merah. Seperti diungkapkan pedagang lain Johan.

Dia menjual bawang merah stabil di Rp 34 ribu per kg. Demikian pula harga komoditas sayuran lain masih terpantau stabil dan normal.

Pedagang bahkan memprediksikan harga komoditas sayuran ini akan naik lagi hingga menjelang hari Lebaran. “Lebaran bakal naik lagi,” ujar Johan.

Ini dibenarkan Ali, yang juga memprediksi harga jenis sayuran yang akan naik, seperti buncis, kacang panjang, dan cabai merah besar.

“Biasanya yang naik tiga sayuran itu mba dari tahun ke tahun, tapi belum tahu tahun ini. Tapi sekarang masih normal,” tandas Ali.

 


Kementan Klaim Harga Pangan Terkendali Selama Ramadan

Harga sayur mayur terpantau naik di Pasar Pondok Gede, Senin (7/5/2018). (Dok Foto: Liputan6.com/Bawono Yadika Tulus)

Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan harga bahan pangan selama Ramadan cenderung terkendali. Hal ini merupakan hasil sinergi antara pihak terkait dalam mendorong produksi pangan dan menambah pasokan di pasaran melalui operasi pasar.

Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Kementerian Pertanian (Kementan) Ketut Kariyasa mengatakan, peningkatan produksi pertanian tercatat dalam data Badan Pusat Statistik (BPS). Khususnya sektor hortikultura yang terus tumbuh secara meyakinkan.

"Selama empat tahun ini, PDB hortikultura tumbuh positif dan membanggakan. Kenaikan juga terjadi pada kuartal I tahun 2019," ujar dia di Jakarta, Minggu (26/5/2019).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), PDB sektor pertanian tahun 2013 nilainya mencapai Rp 847,8 triliun. Dua tahun berlalu, angka tersebut terus meningkat tajam masing-masing sebesar Rp 880,4 triliun dan Rp 906,8 triliun.

Selanjutnya, PDB tahun 2016 dan 2017 juga meningkat, masing-masing sebesar Rp 936,4 triliun dan Rp 969,8 triliun. Demikian juga dengan tahun 2018, nilainya tumbuh sebesar 3,7 persen atau Rp 1.005,4 triliun. Angka tersebut bahkan melebihi target yang ditetapkan, yakni sebesar 3,5 persen.

"PDB Pertanian pada kuartal I 2019, tubuh positif sebesar 19,67 persen. Angka ini lebih baik jika dibandingkan kuartal sebelumnya yang hanya 1,15 persen," kata dia.

Sementara itu, Pengamat Pertanian, Rachmat Pambudy mengungkapkan, meningkatnya produksi pertanian selama ini tidak lepas dari keseriusan Kementan dalam menyiapkan sarana dan prasaran pertanian di daerah, seperti alat mesin pertanian (alsintan) embung, irigasi, jalan desa dan ekstensifikasi pertanian.

"Beliau (Menteri Pertanian) juga pengembangan jagung secara besar-besaran. Pengembangan  bawang merah, bawang putih, sapi daging dan ayam buras dalam program SIWAB," tandas dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya