Liputan6.com, Jakarta Enggan bolak-balik kencing ke toilet yang berada di rest area menjadi salah satu alasan pemudik sedikit minum air putih. Padahal, mereka harus melakukan perjalanan panjang untuk sampai ke kampung halaman.
Menurut dokter Louisa A Langi dari Persekutuan Pelayanan Kristen untuk Kesehatan di Indonesia (Pelkesi), pemudik harus tetap banyak minum air, terutama peserta mudik disabilitas.
Baca Juga
Advertisement
"Perbanyak minum air (untuk pemudik penting. Jangan takut bila harus sering kencing ke toilet," ucap Louisa saat ditemui di LAZISMU, Gedung Dakwah Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Jakarta, ditulis Jumat (31/5/2019).
Pemudik harus mencukupi kebutuhan air putih. Aturan minum air putih, yaitu sehari minum air putih sebanyak 1,5, sampai 2 liter. Bila saat perjalanan mudik masih puasa, aturan minum air putih pun disesuaikan saat berbuka puasa dan sahur.
Asupan minum yang standar pada saat puasa dengan konsep 2-4-2. Minum paling tidak 2 gelas air pada saat sahur, lalu 4 gelas air pada saat berbuka dan makan. Kemudian pemudik bisa minum 2 gelas air lagi sebelum tidur.
Simak video menarik berikut ini:
Kesehatan ginjal
Alasan memperbanyak minum air putih berkaitan dengan kesehatan ginjal. Kinerja ginjal akan maksimal saat tubuh seseorang terpenuhi asupan cairannya.
"Supaya fungsi ginjal terus bekerja. Banyak minum air putih membantu ginjal menyaring semua darah dengan membuang sel darah yang hancur," Louisa melanjutkan.
Kalau minum air putih kurang, ginjal tidak bisa maksimal bekerja. Sistem filter ginjal akan mengalami kekentalan. Akibatnya, ginjal sulit menyaring darah.
Selain itu, hindari menahan kencing. Menahan kencing dapat menyebabkan infeksi saluran kencing (ISK), pembengkakan kandung kemih, dan batu ginjal.
Jika ingin kencing, maka pemudik bisa mencari rest area terdekat.
Advertisement