Liputan6.com, New Delhi - Nirmala Sitharaman diangkat sebagai Menteri Keuangan perempuan pertama di India dalam hampir lima dekade terakhir.
Dalam langkah mengejutkan, Perdana Menteri Narendra Modi pada hari Jumat memilih Sitharaman sebagai pengganti Arun Jaitley, yang memilih untuk tidak mengambil peran aktif dalam pemerintahan baru karena alasan kesehatan.
Sebelumnya menjabat menteri pertahanan dan perdagangan, kini Sitharaman adalah perempuan pertama yang memegang posisi penentu keuangan India setelah Indira Gandhi, sekitar lima dekade silam.
Baca Juga
Advertisement
Dikutip dari The Straits Times pada Jumat (31/5/2019), lambatnya pertumbuhan ekonomi dan konsumsi domestik yang kian melemah, menjadi tantangan terbesar bagi Sitharaman dalam menjabat posisi menteri keuangan India.
Terlebih dengan meningkatnya tensi dalam perang dagang AS-China, membuat tugas Sitharaman semakin berat dalam mengawal perekonomian India selama lima tahun ke depan.
Dia juga perlu mencari uang untuk mendanai janji kampanye populis Narendra Modi, tanpa merusak target defisit anggaran sebesar 3,4 persen dari produk domestik bruto hingga Maret 2020.
Peluang pertamanya dalam mendorong ekonomi India adalah ketika dia menyiapkan anggaran tahunan pemerintah untuk tahun ini, yang akan jatuh tempo pada bulan Juli.
"Ada tantangan berat ke depan terutama mengingat target fiskal telah terlewatkan selama tiga tahun," kata Shilan Shah, ekonom senior India di Capital Economics, Singapura.
"Pembacaan PDB yang lemah dan tekanan akan naik dari dalam pemerintah untuk melonggarkan kebijakan fiskal," lanjutnya memprediksi.
Mantan Juru Bicara BJP
Sitharaman (59) adalah seorang juru bicara terkemuka untuk Partai Bharatiya Janata (BJP) yang berkuasa, sebelum menjadi menteri di kabinet Modi pada tahun 2014.
Selama memimpin kementerian perdagangan, ia juga ditugaskan sebagai menteri junior di Kementerian Keuangan di bawah Jaitley.
Meskipun ia tidak memiliki bobot politis dari pendahulunya, termasuk Jaitley dan Palaniappan Chidambaram, ia dikenal sebagai sosok pekerja keras dalam tim pemerintahan Modi, dan juga menjalin hubungan yang baik dengan sang perdana menteri.
Sitharaman tidak ikut dalam pemilihan umum baru-baru ini dan merupakan anggota parlemen di majelis tinggi setempat, mewakili negara bagian Karnataka di India selatan. Namun, dia adalah juru kampanye utama selama pemilihan.
Advertisement
Menangkal Menguatnya Pengaruh China
Sebagai menteri pertahanan sejak 2017, Sitharaman mengawasi tujuan PM Modi untuk membelanjakan sebanyak US$ 250 miliar (setara Rp 3.557 miliar) pada tahun 2025 untuk perangkat keras pertahanan, termasuk pesawat jet, kapal laut, dan drone, guna melawan kekuatan militer China yang semakin meluas di wilayah Asia Selatan.
Dia juga memiliki pengawasan terhadap program nasional "Make in India", yang bertujuan untuk meningkatkan produksi dalam negeri, sebuah inisiatif yang mencakup fokus pertahanan yang signifikan.
Sitharaman juga telah bekerja sebagai manajer penelitian untuk perusahaan audit PricewaterhouseCoopers LLP di London, dan memiliki gelar Master di bidang ekonomi dari Universitas Jawaharlal Nehru, New Delhi.