Daya Saing Indonesia Naik, Ini Kata Menko Darmin

Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution angkat suara terkait dengan peringkat daya saing Indonesia yang meningkat signifikan.

oleh Liputan6.com diperbarui 31 Mei 2019, 18:26 WIB
Menko Bidang Perekonomian, Darmin Nasution memberi sambutan saat membuka perdagangan saham perdana 2019 di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (2/1). IHSG menguat 10,4 poin atau 0,16 persen ke 6.204 pada pembukaan perdagangan saham 2019. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution angkat suara terkait dengan peringkat daya saing Indonesia yang meningkat signifikan.

Menurutnya, posisi peringkat indonesia yang naik 11 poin dari posisi 43 menjadi 32 di 2019 menjadi capaian baik bagi pemerintah Indonesia.

"Ini adalah pencapaian yang baik. Sinergi antara pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan terutama dunia usaha menjadi kunci untuk meningkatkan kinerja investasi dan daya saing yang lebih baik lagi. Kita harus tetap semangat di tengah dinamika ekonomi global saat ini," katanya saat melalukan konferensi pers di Kantornya, Jakarta, Jumat (31/5).

Menko Darmin mengatakan perbaikan efisiensi pemerintah dan bisnis serta pembangunan infrastruktur merupakan faktor yang berkontribusi dalam kemajuan daya saing Indonesia.

Dalam laporan IMD World Competitiveness Center menilai 63 negara dengan lebih dari 230 indikator yang dikelompokkan ke dalam empat pilar. Pertama yakni kinerja ekonomi, termasuk perdagangan dan investasi internasional, kemudian kedua efisiensi pemerintah, termasuk kedisiplinan pemerintah dalam anggaran, kepatuhan hukum danpeningkatan inklusivitas institusi,

Selanjutnya pilar ketiga yakni efisiensi bisnis, termasuk produktivitas dan efisiensi sektor swasta dan kemudahan akses finansial dan terkahir infrastruktur, termasuk infrastruktur sains, kesehatan, dan lingkungan serta pendidikan.

“Perbaikan daya saing Indonesia didukung oleh kenaikan peringkat yang terjadi pada keempat faktor tersebut,” imbuh Menko Darmin.

 

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Lebih Tinggi Dibanding Negara Berkembang Lainnya

lustrasi Investasi Penanaman Uang atau Modal (iStockphoto)

Seperti diketahui, peringkat daya saing Indonesia berdasarkan penilaian pada IMD World Competitiveness Yearbook (WCY) 2019 meningkat secara signifikan dari 43 ke 32. Peningkatan ini yang tertinggi di kawasan Asia.

Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementerian Keuangan, Nufransa Wira Sakti, menyebut peringkat daya saing Indonesia saat ini berada di atas negara-negara peers seperti India, Filipina, Turki, Afrika Selatan dan Brazil.

Dilihat dari lanskap daya saing berdasarkan penilaian WCY, Indonesia memiliki keunggulan dalam hal ekonomi domestik (peringkat 7), kebijakan perpajakan (peringkat 4), pasar tenaga kerja (peringkat 3), serta tingkah laku dan nilai (peringkat 14).

"Namun, Indonesia masih harus terus melakukan perbaikan pada aspek perdagangan internasional (peringkat 59), kesehatan dan lingkungan (peringkat 58), pendidikan (peringkat 52), dan infrastruktur teknologi (peringkat 49)," jelasnya dalam keterangan tertulis di Jakarta


Menko Darmin Prediksi Inflasi Mei Rendah

Menko Bidang Perekonomian, Darmin Nasution (Dok Foto: Kemenko Bidang Perekonomian)

Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution mengatakan, inflasi pada Mei 2019 akan rendah. Hal tersebut dipicu penurunan harga berbagai bumbu dapur yang sempat mengalami kenaikan dalam dua bulan terakhir.

"Kalau dugaan saya rendah itu (inflasi). Saya belum lihat-lihat angka, karena yang tadinya bumbu-bumbuan agak naik sekarang itukan sudah lebih rendah lah," ujar Menko Darmin di Kantornya, Jakarta, Rabu (29/5/2019).

Selain penurunan harga bumbu-bumbuan seperti bawang putih dan bawang merah, kebijakan pemerintah menurunkan tarif batas atas (TBA) tiket pesawat juga akan mulai terasa. Walau tetap masih menyumbang inflasi.

"Tiket pesawat mungkin, tapi ya tetap aja turun ininya. Jangan salah loh, inflasi itu kalau turun ya turun walaupun masih agak tinggi, artinya dari bulan lalu dia musti turun," jelas Menko Darmin.

Meski demikian, Mantan Direktur Jenderal Pajak tersebut mengatakan, pada Mei ini belum akan terjadi deflasi. Sebab, masih ada kenaikan harga penyumbang inflasi pada sejumlah komoditas lain di luar bumbu-bumbuan. "Tidak, belum (deflasi). Masih ada kenaikan sedikit," tandasnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya