Liputan6.com, Jakarta Bagi kebanyakan orang melihat seekor lintah yang menempel pada tubuh tentu saja cukup membuat ngeri. Bahkan tak sedikit pula yang justru ketakutan saat melihat lintah.
Baca Juga
Advertisement
Namun berbeda dengan yang dilakukan oleh seorang pria asal Kanada, Ippolit Bodounov. Pria tersebut justru menyelundupkan lintah dengan jumlah yang cukup banyak. Dilansir Liputan6.com dari CBC News, Jumat (31/5/2019), pria tersebut menyelundupkan lintah dalam sebuah tas jinjing.
Ia memasukkan ribuan lintah ke dalam sebuah kantong belanjaan. Aksi penyelundupan hewan penghisap darah tersebut pun berhasil digagalkan oleh petugas Bea dan Cukai Kanada. Adanya penyelundupan lintah pertama kali diketahui oleh anjing pelacak dari petugas Bea dan Cukai Kanada di Bandara Internasional Pearson, Toronto.
Ippo Bodounov, pelaku penyelundupan lintah, hewan penghisap darah tersebut pun harus menebus kesalahannya dan bertanggung jawab. Hal ini disampaikan oleh Environment and Climate Change Canada (ECCC).
5.000 Lintah diselundupkan
Karena aksi yang dilakukan oleh Bodounov, ia harus menyerahkan lintah kepada pihak berwenang sebanyak hampir 5.000 ekor. Bahkan ia pun di denda sebesar 15 ribu dollar, atau sekitar Rp 214 juta.
Insiden penyelundupan lintah yang dilakukan oleh Bodounov disebut-sebut sebagai insidep penyelundupan lintah berskala besar pertama yang ada di Kanada. Selain itu, penyelundupan yang cukup sering dilakukan ilah penyu, kura-kura dan juga ular.
Akibat dari aksi yang dilakuakn oleh Bodounov, ia pun harus menjalani sidang. Lintah-lintah yang disita oleh pihak berwenang pun dikirim ke Royal Ontario Museum di Toronto. Selain itu, sekitar 240 ekor lainnya dikirm ke American Museum of Natural History di New York.
Advertisement
Termasuk hewan dilindungi
Seorang kurator di royal Ontario Museum mengayakan jika banyak orang yang telah mengembangbiakkan lintah sebagai pengobatan tradisional. Hal ini juga dilakukan oleh orang-orang di Kanada. Lintah sendiri dianggap mampu untuk menyembuhkan radang sendi dan juga kebotakan. Namun, hingga saat ini belum ada bukti ilmah yang mendukung adanya pernyataan tersebut.
Penyelundupan lintah yang dilakukan oleh Bodounov tersebut bisa membuat spesies ini terancam. ECCC pun mengatakan jika penggunaan lintah yang berlebihan sebagai pengobatan alternatif tentu bisa mempengaruhi kelangsungan hidup lintah itu sendiri.
Selain itu, ECCC pun mengatakan jika impor lintah obat yang dilakukan oleh Bodounov termasuk ilegal karena belum mendapatkan izin resmi. Bodounov pun dikenakan denda atas impor legal dari spesies yang dilindungi.
"Kanada tidak mentolerir eksploitasi spesies terancam demi keuntungan pribadi atau golongan tertentu." kata ECCC.