Ketua DPR Minta TNI Antisipasi Isu Referendum Aceh

Hal itu, dilakukan untuk memberikan rasa aman di masyarakat hingga tak lagi menimbulkan pergolakan politik.

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Jun 2019, 03:07 WIB
Ketua DPR RI Bambang Soesatyo saat memberikan pidato pertama usai dilantik menjadi ketua DPR RI di DPR RI, Jakarta, Senin (15/1). Bamsoet, sapaannya, dilantik dalam rapat paripurna DPR di Kompleks Parlemen, Senayan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Bambang Soesatyo menolak tegas wacana referendum Aceh. Sebab, kata dia, persatuan Indonesia adalah harga mati.

"Menolak secara tegas rencana referendum yang akan dilaksanakan oleh rakyat Aceh mengingat Indonesia merupakan negara kesatuan yang berdaulat dan NKRI adalah harga mati," kata Bambang dalam keterangan tertulisnya, Jumat (31/5/2019).

Bambang pun meminta TNI untuk mengantisipasi isu referendum Aceh. Hal itu, dilakukan untuk memberikan rasa aman di masyarakat hingga tak lagi menimbulkan pergolakan politik.

Selain itu, dia juga meminta para akademisi dan para ahli hukum tata negara untuk menjelaskan kerugian yang ditimbulkan sebagai dampak dari adanya referendum. Sehingga persatuan Indonesia bisa tetap terjaga.

"Sebagai dampak dari adanya referendum, seperti menghilangkan rasa persatuan dan kesatuan sebagaimana dahulu pernah terjadi pada provinsi Timor Timur," ungkapnya.


Tak Terima Kekalahan di Pilpres

Sebelumnya, Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko melihat, munculnya wacana referendum di Aceh sebagai bentuk kekecewaan pihak-pihak yang tidak menerima kekalahan Pemilu 2019. Sebab wacana tersebut muncul dari Ketua Umum Partai Aceh Muzakir Manaf.

"Isu itu kan bukan hal yang fundamental, itu hanya emosi saja. Emosi karena tidak menang. Apalagi Partai Aceh tidak menang di sana kan, partainya berkurang kursinya. Sehingga ada emosi," kata Moeldoko di Komplek Istana Kepresidenan, JakartaPusat, Jumat (31/5/2019).

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya