Liputan6.com, Jakarta - Istri Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Ani Yudhoyono wafat saat menjalani perawatan medis di National University Hospital, Singapura. Ani Yudhoyono meninggal dunia pada pukul 11.50 waktu Singapura atau 10.50 WIB.
Politikus Partai Amanat Nasional (PAN) yang juga besan almarhumah, Hatta Radjasa, mengatakan SBY paling berduka atas meninggalnya Ani. Namun, beliau sudah ikhlas.
Advertisement
"Tentu saja Pak SBY yang bersama-sama Ibu Ani 43 tahun, tentu ada rasa duka yang luar biasa, namun Beliau ikhlas dan tegar menghadapi cobaan ini," ucap Hatta kepada Liputan6.com, Sabtu (1/5/2019).
Dia menuturkan, Ani Yudhoyono punya pesan terakhir. Namun, dia enggan menyampaikannya. "Nanti biar putra putrinya yang menyampaikan," pungkas Hatta.
Ani Yudhoyono sempat berbicara tentang penyakit kanker darah yang menderanya. Melalui akun media sosial Instagram, istri Susilo Bambang Yudhoyono itu mengungkapkan isi hati.
Ani mengaku, hasil diagnosis dirinya mengidap kanker darah sangat mengejutkan lantaran tak ada riwayat penyakit serupa dalam keluarganya.
"Menderita sakit, pasti pernah dialami oleh setiap orang, termasuk saya. Wajar saja. Namun ketika dokter di Singapura menyatakan saya terkena Blood Cancer, rasanya seperti palu godam menimpa saya. Kaget, tak menyangka sama sekali. Rasanya tak ada riwayat dalam keluarga yang pernah terkena penyakit itu," tulis Ani dalam keterangan foto yang diunggahnya, Minggu 17 Februari 2019.
Setelah melalui pergolakan batin, Ani Yudhoyono mengaku mulai bisa meresapi dan menerima kondisi tersebut. Ani menyadari dirinya tengah dipilih oleh Yang Maha Kuasa untuk diuji.
"Setelah hati saya, Bapak dan keluarga bisa mulai meresapi dan menerimanya, sadarlah saya bahwa Allah Yang Maha Kuasa akan menguji siapa saja hamba-Nya yang dikehendaki. Kali ini saya yang dipilih. Alhamdulillah, baik dokter Singapura maupun Indonesia, berusaha memberikan yang terbaik untuk saya," tulis Ani.